Cari Blog Ini

Selasa, 16 April 2013

sistem sensori

  persepsi sensori
  ns. erna
  penginderaan
  proses penerimaan ransangan/ stimulus dari luar kita melalui panca indera
  tiap – tiap indera hanya bisa menerima satu macam stimulus
  fungsi organ indera ; merubah berbagai macam stimulus yang diterima menjadi impuls listrik  dibawa keotak dan diinterpretasi
  struktur  mata
  proses melihat
  gangguan penglihatan
   
  gangguan kelopak mata
  hordeolum
  merupakan radang akut bernanah pada kelenjar lemak kelopak mata, kelenjar keringat, kelenjar folikel rambut ( bintil, timbil)
  dikenal bentuk :
  eksternum merupakan infeksi pada kelenjar zeis dan folikel rambut oleh stapylococc
  internum staphylacocc pada kelenjar meibom
  tanda - tanda
  kelopak bengkak dan merah yang dapat pada kelopak atas ataupun kelopak bawah
  kelopak sakit pada saat diraba, mulai dari daerah tepi kelopak
  penglihatan tidak terganggu
  biasanya disertai konjungtivitis ( belek merah nanah)
  perawatan
  kompres hangat
  antibiotok
  antibiotik tetes mata atau salep
  antibiotik oral
  steroid
  insisi pada abses
  kalazion
  merupakan benjolan kelopak mata yang merupakan peradangan granulomatosa kronis kelenjar meibom, dimulai adanya penyumbatan saluran kelenjar oleh infeksi, jaringan parut dan lain – lain
  sebab :
  bintit atau hordeolum
  sebelumnya ada riwayat kelopak mata merah dan bengkak
  tanda - tanda
  benjolan pada kelopak atas ataupun bawah
  keras
  tidak sakit
  tidak merah
  perawatan klazio
  klazio pada anak dapat resorbsi spontan
  kompres hangat
  urut atau masaase
  bila tidak berhasil dalam waktu 2 minggu maka dilakukan pembedahan
  steriod
  blefaritis
  merupakan radang berat pada kelopak mata yang biasanya terutama pada tepi kelopak dan pangkal bulu mata yang dapat bersifat mudah menular dan tidak menular
  penyebab
  sering terdapat pada pekerja dan orang tidak menjaga kebersihan
  radang pada saluran kelenjar meibom
  infeksi kuman staphylococc
  alergi
  tanda - tanda
  biasanya mengenai kedua mata
  mata gatal
  mata merah
  rasa kelilipan
  mata berair
  keropeng di tepi kelopak
  bulu mata rontok
  penglihatan kadang – kadang terganggu
  perawatan
  perbaiki kebersihan atau hyegine
  bersihkan kelopak dengan shampo bayi
  kompres hangat
  beri air mata  buatan
  cara membersihkan kelopak mata dengan sampo dan air hangat
  bersihkan tangn dengan baik
  basahkan saputangan dengan air hangat
  tutup mata dan letakkan selampai panas pada kelopak selama 5 menit
  ulangi beberapa kali dalam sehari
  kolaborasi pemberian antibiotik
  gangguan konjungtiva
  konjungtivitis
  radang selaput lendir mata / konjungtiva
  terjadi akibat kebersihan kurang, pemakaian kontak lensa yang salah  disertai masuknya kuman :
  bakteri
  virus
  jamur
  alergi
  terpajan asap, angin, dan sinar kuat
  penyakit sistemik tampek dan lainnya
  tanda - tanda
  mata merah
  mata atau kelopak bengkak
  mata  kotor
  mata pedes seperti kelilipan pasir atau benda asing
  mata berair
  kelopak mata lengket
  penglihatan tidak terganggu
  mudah menular mengenai kedua mata
  mata merah yang diduga disebabkan karena infeksi sebaiknya dikaji riwayat pemeriksaan berikut :
  apakah pernah berhubungan mata dekat dengan seseorang dengan mata merah
  apakah mata pedis  atau seprti berpasir
  apakah ada perasaan gatal yang biasanya  disebabkan alergi
  apakah ada kotoran yang keluar
  apakah mata terasa sakit
  perawatan konjungtivitis
  meningkatkan kebersihan ( hygiene ), dengan :
  tidak sering memegang mata
  mencuci tangan dengan baik sebelum dan setelah memakai obat
  membersihkan sarung bantal yang kotor
  membersihkan muka dari bahan kosmetik secara baik
  cegah pemakaian bersama saputangan
  memakai lensa kontak dengan bersih
  mata tidak boleh di bebat
  mata dapat dibersihkan menggunakan kasa dengan air hangat dan bersih
  kompres dingin
  lepas lensa kontak yang dipakai
  kolaborasi
  anti bakteri
  anti virus
  anti jamur
  anti alergi / antihistamin
  mengobati dan mencari penyebab dalam tubuh
  memeriksa isi dari sekres
  gangguan kornea
  ulkus kornea ( tukak selaput bening )
  merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea
  sebab :
  reaksi toksik atau keracunan obat
  reaksi alergi
  reaksi tubuh atau autoimun dan
  infeksi jamur, bakteri, virus
  defisiensi vitamin a
  mata terpapar akibat lumpuh saraf vii
  gangguan saraf ke iii
   pencegahan
  menjaga jangan memakai obat yang dapat mengakibatkan kerusakan selaput bening
  menjaga kebersihan
  jaga kebutuhan gizi dan vitamin
bertanya penyakit ditentukan
  keadaan fisik pasien
  besar dan virulensi inokulum
  tanda – tanda tukak kornea
  mata merah
  mata sakit terutama bila disebabkan jamur
  penglihatan menurun
  penglihatan silau
  mata berair
  kelopak kaku
  bercak putih pada selaput bening
  perwatan
  mata dibebat
  mata diistirahatkan
  kolaborasi pemberian obat
  gangguan lensa
  katarak
  suatu keadan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadimkeruh
  sebab ;
  kelainan bawaan
  proses ketuaan
  penyakit umum seperti diabetes
  penyulit obat
  penyakit didalam mata (radang selaput hitam, glaukoma, ablasi retina, kelainan kaca mata minus yg dalam
  kecelakaan
  perawatan ditujukan kepada kemungkinan penyebab
  jaga kesehatan ibu saat hamil, jangan terjadi infeksi virus (rubella) dan toksoplasma
  pada proses menua jaga kesehatan dengan baik
  penyakit diabetes dikontrol dengan baik
  hati – hati penggunaan obat  yang dapat mempercepat timbulnya katarak
  jaga mata dan dapatkan perawatan yang baik pada penyakit mata yang ada
  tanda – tanda katarak
  tergantung pada besar dab letak kekeruhan lensa
  jika terjadi pada bagian tepi lensa maka tidak akan mengalami masalh penglihatan
  bila telah terbebtuk katarak , lensa akan demikian keruh dan tidak bening sehingga mengganggu penyaluran sinar masuk ke selaput jala sehingga mempengaruhi ketajaman penglihatan
  mungkin akan memerlukan penggantian kacamata lebih sering
  kadang – kadang pada katarak dini dirasakan tidak perlu memakai kacamata
  penglihatan ganda dapat pula terjadi pada saat katarak mulai berkembang
  membaca menjadi sukar
  bila mengendarai kendaraan terutama saat malam hari penglihatan akan silau terhadap sinar yang datang
  terdapat keluhan penglihatan seperti terhalang tabir
  bila lensa menjadi keruh maka penglihatan akan terganggu malahn menjadi gelap sama sekali dibutuhkan pembedahan
  bila katarak berkembang maka penglihatan akan seperti berasap, berkabut, sampai kabur sama sekali
  bila katarak menjadi lebih memburuk maka kacamata yang tebal sekalipun tdk akan membantu penglihatan
  melihat benda yang didekatakan akan membantu penglihatan
  kelihatan manik mata berwarna putih
  pencegahan timbul katarak
  belum ditemukan obat yang dapat mencegah katarak
  beberapa penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat proses katarak
  pembedahan dengan membersihkan lensa mata yang keruh
  katarak tidak dapat dibedah dengan sinar
  90 %  pasien pasca bedah dapat mempergunakan matanya seperti sediakala
  glaukoma
  suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal.
  tekanan bola mata yang normal dinyatakan dengan tekana air raksa yaitu antara 15 – 20 mmhg.
  tekanan bola mata yang tinggi juga akan mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan yang terletak dalam bola mata
  kerusakan seluruh saraf penglihatan akan mengakibatkan kebutaan
  tanda glaukoma
  tekanan bola mata yang tidak normal
  rusaknya selaput jala
  menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang dapat berakhir dengan kebutaan
  3 bentuk glaukoma
  glaukoma akut dimana terjadi serangan meningginya tekanan bola mata secara mendadak dengan sakit kepala berat
  glaukoma menahun, bentuk glaukoma yang paling banyak ditemui
  glaukoma kongenital yang menyerang mata bayi
  penyebab glaukoma
  sangat mungkin merupakan  penyakit yang diturunkan  dalam keluarga
  glaukoma dapat timbul akibat penyakit  atau kelainan dalam mata
  dapat diakibatkan penyakit lain di tubuh
  disebabkan oleh efek samping obat
  pencegahan kebutaan akibat glaukoma
  pada orang yang telah beruasia 20 tahun sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata berkala secara teratur setiap 3 tahun
  bila terdapat riwayat adanya glaukoma pada keluarga maka lakukan pemeriksaan ini setiap tahun
  secara teratur perlu dilakukan pemeriksaan lapang pandang dan tekanan mata pada orang yang dicurigai akan timbulnya glaukoma
  sebaiknya segera diperiksakan tekanan mata bila mata menjadi merah dengan sakit kepala yang berat
  gangguan retina
  ablasi retina
  keadaan lepasnya selaput jala atau retina yang biasanya melekat pada jaringan didekatnya seperti selaput hitam ( koroid )
  terdapat selaput jala atau retina yang robek sehingga cairan dalam bola mata masuk ke bawak selaput jala
  tanda- tanda ablasi retina
  terdapat suatu layar gelap pada lapang penglihatan
  titik terang yang berpijar pada lapang pandang
  terlihat benda hitam pada lapang penglihatan
  mata tidak merasa sakit
  perawatan mata ablasi
  bila penglihatan menurun disertai bercak berpijar dan adanya benda berterbangan segera ke dokter
  tindakan dengan sinar bila lepasnya retina masih dekat pada selaput hitam
  tindakan bedah untuk melekatkan kembali selaput jala pada selaput hitam
  trauma mata
  trauma tumpul
  trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan benda yang keras atau yang tidak keras selain dari pada  benda yang datang dengan keras ataupun lambat mengenai mata
  kelainan yang terjadi akibat trauma tumpul pada mata mengenai jaringan ; kelopak, konjungtiva, kornea, uvea, lensa, retina, saraf penglihatan
  perawatan mata pada trauma tumpul
  terlebih dahulu beri kompres dingin untuk mengurangkan sakit dan pembengkakan jaringan
  segera cari tempet pertolongan pertama bila mata sakit , penglihatan mundur, mata menjadi hitam yang mungkin merupakan tanda kerusakan bola mata bagian dalam
  perewatan khusus diperlukan untuk melihat kelainan dibagian dalam bola mata bila sakit tidak berkurang, penglihatan mundur atau berkurang
  trauma tumpul dapat mengakibatkan kelainan pada jaringan di luar dan dalam bola mata
  jangan memegang mata atau membersihkan mata tanpa kelengkapan alat, bebat mata dengan kain kasa bersih
  trauma tajam
  trauma tembus disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul yang datang dengan cepat dan keras
  trauma tajam akan menembus ; konjungtiva, kornea, dan sklera dengan konjungtiva
  tanda – tanda trauma tajam
  tajam penglihatan menurun
  tekanan bola mata rendah
  bilik mata dangkal
  bentuk dan letak pupil yang berubah
  terlihatnya sobekan jaringan bola mata
  bila terjadi pendarahan jangan disapu atau dibersihkan
  mengobati, mengatasi luka bila ada
  mencegah infeksi
  semua tindakan bedah dilakukan oleh ahlinya
  jangan mengangkat benda yang tertanam ke dalam bola mata
  trauma kimia
  sebab luka bakar bahan kimia dibedakan dalam bentuk luka bakar asam atau basa
  bahan kimia yang mengakibatkan kelainana mata; trauma asam, trauma basa atau alkali
  perawatan bila mata terkena bahan kimia
  mata segera dibilas dengan membuka mata lebar
  letakkan mata dengan kepala mengarahkan pada air mengalir dari kerang paling sedikit selama 15 me nit
  mata tidak dibebat
  segera cari pertolongan pertama kesehatan
  trauma radiasi
  sinar yang berbahaya adalah sinar ultra violet. sinar ini di keluarkan oleh sinar matahari atau melihat sinar las
  tanda kerusakan akibat sinar las;
  mata terasa seperti kelilipan benda
  silau
  kelopak mata memejam keras
  mata merah
  penglihatan menurun
  perawatan mata dibebat atau di tutup selama 2 -3 hari
  kelainan refreraksi
  presbiopia
  gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat;
  kelemahan otot akomodasi
  lensa mata berkurang elastis akibat sklerosis lensa
  akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien yang berusia lebih dari 40 tahun akan memberikan keluhan setelah membaca berupa mata lelah, berair , dan sering tersa pedas
  karena jarak baca biasaanya 33 cm, maka adis + 3.0 diatropi adalah lensa potif terkuat yang dapat diberikan dan pada keadaan ini mata tdk melakukan akomodasi bila jarak baca 33 cm, krn benda yang dibaca terletak pada titik api lensa +3,00 dioptri sehingga sinar yang keluar akan sejajar
  pemeriksaan sangat subjektif
  ametropia
  dalam bahasa yunani berarti tidak sebanding atau tidak seimbang , sedangkan ops berarti mata , sehingga yang dimaksud dengan ametropia adalah keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata yang tidak seimbang.
  hal ini akan terjadi akibat kelainan kekuatan pembiasan sinar media penglihatan atau kelainan bentuk bola mata
  miopi
cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. pada mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif
  hipermetropi
                hipermetropia (rabun dekat) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat dekat. hal itu terjadi karena bola mata terlalu pendek dan bayangan jatuh di belakang bintik kuning

askep sensory persepsi “penglihatan”
by :
windhy agnesia gonda
pengkajian
  1. sejak kapan sakit mata dirasakan
  2. riwayat trauma sebelum atau sesudah ada keluhan
  3. apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama sebelumnya
  4. apakah pasien merasakan adanya perubahan dalam matanya
continue . . .
  1. apakah ada keluhan lain yang menyertai
  2. penyakit mata sebelumnya
  3. penyakit lain yang sudah diderita
  4. usia penderita
diagnosa keperawatan
  1. gangguan rasa nyaman : nyeri b/d efek inflamasi kelopak mata; proses penyakitnya (kompresi/destruksi jaringan saraf, inflamasi)
  2. gangguan sensori persepsi penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori dari organ penerima
  3. resiko tinggi infeksi b/d pajanan mata terhadap benda tidak steril
continue . . .
  1. resiko tinggi cedera b/d keterbatasan lapang pandang
  2. ansietas b/d perjalanan penyakit
  3. kurang pengetahuan b/d kurang informasi
tujuan
nyeri berkurang atau hilang
tidak ada gangguan penerimaan sensori dari organ penerima
tidak terjadi infeksi
tidak terjadi cedera
klien tidak cemas dan dapat beradaptasi terhadap penyakitnya
adanya pengetahuan mengenai informasi yang terkait
intervensi
  1. gangguan rasa nyaman : nyeri b/d efek inflamasi kelopak mata; proses penyakitnya (kompresi/destruksi jaringan saraf, inflamasi)
  1. gangguan sensori persepsi penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori dari organ penerima
  1. resiko tinggi infeksi b/d pajanan mata terhadap benda tidak steril
  1. resiko tinggi cedera b/d keterbatasan lapang pandang
5.ansietas b/d perjalanan  penyakit
6.kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
implementasi
implementasi disesuaikan dengan intervensi
evaluasi

          askep sistem penglihatan
          oleh
          arham alam
          gangguan konjungtiva
          konjungtivitis
        konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. pada konjungtivitis mata nampak merah, sehingga sering disebut mata merah.
        konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal. bisa bersifat infeksius (bakteri, klamidia, virus, jamur, parasit), imunologis (alergi), iritatif (bahan kimia, suhu, listrik, radiasi, misalnya akibat sinar ultraviolet) atau berhubungan dengan penyakit sistemik.
        kebanyakan konjungtivitis terjadi bilateral. bila hanya unilateral menunjukkan penyebabnya toksik atau kimia
          konjungtivitis
          manifestasi klinis.
        tanda dan gejala konjungtivitis bisa meliputi hiperemia (kemerahan), edema, pengeluaran air mata, gatal, rasa terbakar, atau rasa “tercakar” atau ada benda asing.
        tanda dan gejala konjungtivitis gonorea, yang dapat mengancam penglihatan, meliputi cairan purulen yang berlimpah dan pembengkakan kelopak mata. penyakit ini dapat ditularkan ke bayi baru lahir dan ditangani secara awal dengan perak nitrat dan antibiotika sistemik.
          konjungtivitis
          penatalaksanaan.
        konjungtivitis biasanya hilang sendiri. terapi dapat meliputi antibiotika sistemik atau topikal, bahan antiinflamasi, irigasi mata, pembersihan kelopak mata, atau kompres hangat.
        bila konjungtivitis disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana cara menghindari kontaminasi mata yang sehat atau orang lain. perawat dapat memberikan instruksi pada pasien untuk tidak menggosok mata yang sakit dan kemudian menyentuh mata yang sehat, untuk mencuci tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah. asuhan khusus harus dilakukan oleh personel asuhan kesehatan untuk menghindari penyebaran konjungtivitis antar pasien.
          askep konjungtivitis
          anamnesis
        kaji gejala yang dialami klien sesuai dangan jenis konjungtivitas yang terjadi,                meliputi gatal dan rasa terbakar pada alergi; sensasi benda asing pada infeksi bakteri akut dan infeksi virus; nyeri dan fotofobia jika kornea terkena; keluhan peningkatan produksi airmata; pada anak-anak dapat disertai dengan demam dan keluhan pada mulut dan tenggorok. kaji riwayat detail tentang masalah kesehatan sekarang dan catat riwayat cedera atau terpanjan lingkungan yang tidak bersih.
          askep konjungtivitis
          pemeriksaan fisik (inspeksi) untuk mencari karakter/tanda konjungtivitas yang merupakan:        
1. hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan mengurang ke arah limbus
2. kemungkinan adanya sekret:
- mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang menyebabkan kelopak mata lengket saat bangun tidur.
- berair/encer pada infeksi virus
3. edema konjungtiva
4. blefarospasme ( spasme otot-otot kelopak mata )
5. lakrimasi
6. konjungtiva palpebra (merah, kasar seperti beludru karena ada edema dan infiltrasi)
7. konjungtiva bulbi dapat ditemukan pseudo membrane pada infeksi pneumokok. kadang-kadang disertai perdarahan subkonjungtiva, konjungtiva palpebra maupun bulbi yang biasanya disebabkan pneumokok atau virus.
          askep konjungtivitis
          pemeriksaan laboratorium
        pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajad pandangan perifer klien karena jika terdapat sekret yang menempel pada kornea dapat menimbulkan kemunduran visus
          askep konjungtivitis
          diagnosis dan intervensi keperawatan
1. gangguan rasa nyaman yang berhubungan dangan edema dan iritasi konjungtiva ditandai dengan peningkatan eksudasi, fotofobia, lakrimasi dan rasa nyeri.
        tujuan, klien akan:
          melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri/fotofobia/eksudasi.
          menunjukkan perbaikan keluhan.
          askep konjungtivitis
          intervensi keperawatan:
        kompres tepi palpebra dengan salin selam kurang lebih 3 menit
        usap eksudat secara perlahan dengan kapas yang sudah dibasahi salin
        beritahu klien agar tidak menutup mata yang sakit
        anjurkan klien untuk menggunakan kacamata gelap
        anjurkan klien wanita agar tidak menggunakan tatarias hingga semua gejala kenjungtivitis hilang.
        kolaborasi pemberian :
          antibiotik. rasional : mempercepat penyembuhan pada konjungtiviyis infektif dan mencegah infeksi sekunder. tetes mata diberi pada siang hari dan salep mata pada malam hari untuk mengurangi lengketnya kelopak mata dipagi hari
          analgesik. rasional : mengurangi nyeri periorbital
          vasokonstriktor. rasional : mengurangi dilatasi pembuluh darah pada konjungtivitis alergi
          antihistamin oral. rasional : sebagai anti inflamasi kuat, untuk mengurangi peradangan
          askep konjungtivitis
          risiko tinggi penularan penyakit mata yang lain  atau pada orang lain berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan klien tentang penyakit
                tujuan, klien akan :
        mempunyai pengetahuan yang adekuat tentang tindakan pencegahan penularan
        melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit
        tidak terjadi penularan penyakit pada mata yang lain atau orang lain
          askep konjungtivitis
          intervensi:
        beritahu klien untuk pencegahan pertukaran sapu tangan, handuk, bantal dengan anggota keluarga yang lain. rasional : meminimalkan risiko penyebaran infeksi
        ingatkan klien untuk tidak menggosok mata yang sakit atau kontak. rasional : menghindari penyebaran infeksi pada mata yang lain atau pada orang lain
         anjurkan klien untuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan mata dan gunakan tehnik cuci tangan yang tepat. rasional : perinsip hygienes perlu ditekankan pada klien untuk mencegah replikasi kuman sehingga penyebaran infeksi dapat dicegah
        bersihkan alat yang digunakan untuk periksa klien rasional : mencegah infeksi silang pada klien yang lain
          askep konjungtivitis
          risiko tinggi cederah berhubungan dengan penurunan lapang pandang
                intervensi :
          bersihkan sekret dengan cara yang benar rasional : sekret mata akan membuat pandangan kabur
          perhatikan keluhan kabur yang terjadi setelah penggunaan tetes mata atau salep mata rasional : memberikan informasi pada klien agar tidak melakukan aktivitas berbahaya sesaat setelah penggunaan obat mata
          gunakan kaca mata gelap. rasional : mengurangi fotofobia yang dapat mengganggu penglihatan
          evaluasi :
        klien mempunyai pengetahuan yang adekuat tentang tindakan mengontrol ketidak nyamanan, infeksi dan medikasi
        resolusi infeksi

       pemeriksaan fisik
sistem penglihatan
       tinjauan gejala spesifik
       gejala utama penyakit mata :
      hilangnya penglihatan
      nyeri mata
      diplopia (penglihatan ganda)
      mata berair atau kering
      mengeluarkan sekret
      mata merah
       alat-alat pemeriksaan mata
       oftalmoskop
       senter saku
       kartu ketajaman visual saku
       kartu berukuran 3 - 5
       pemeriksaan fisik mata meliputi :
       tajam penglihatan
       lapangan pandangan
       gerakan mata
       struktur mata interna dan eksterna
       pemeriksaan oftalmoskopi
       tajam penglihatan
       diungkapkan dalam rasio 20/20
       angka pertama : jarak baca pasien terhadap peraga
       angka kedua : jarak terbacanya peraga oleh mata normal
       istilah od berarti mata kanan
       os mata kiri
       ou berarti kedua mata
       memakai kartu snellen standar
       memakai kartu snellen
       pasien harus berdiri sejauh 6 meter dari kartu
       jika memakai kacamata, biarkan dipakai terus selama pemeriksaan
       pasien diminta untuk menutup satu matanya dengan telapak tangan dan membaca baris terkecil yang mungkin
       jika yang dapat ia baca ialah baris 6/60 maka visus mata itu ialah 6/60
       memakai kartu snellen
       berarti bahwa pada jarak 6 meter pasien dapat mebaca apa yang dapat dibaca orang normal pada jarak 60 m
       jika pasien pada jarak 6 meter tidak dapat membaca baris 6/60, maka ia didekatkan pada kartu sampai baris itu terbaca
       jika pasien baru dapat membaca pada jarak 1 m, maka tajam penglihatan pasien ialah 1/60.
       menilai pasien dengan penglihatan buruk
       diuji dengan kemampuan membaca jari tangan
       menunjukkan jari di depan mata pasien, mata sebelah ditutup
       pasien ditanyakan jumlah jari yang terlihat
       jika pasien tetap belum dapat melihat, maka penting untuk dinilai apakah memang masih ada persepsi terhadap cahaya
       menilai pasien dengan penglihatan buruk
       hal ini dilakukan dengan menutup satu mata dan menyoroti mata sebelah
       pemeriksa menanyakan apakah pasien dapat melihat lampu yang nyala atau dimatikan
       nlp (no light perception) adalah istilah yang dipakai bila seorang tidak dapat menangkap cahaya.
       memeriksa pasien yang tidak dapat membaca
       bagi mereka yang tidak dapat membaca, seperti anak kecil atau yang buta huruf, pemakaian huruf ‘e’ dalam macam-macam ukuran dan arah akan sangat bermanfaat
       pemeriksa meminta pasien menunjukkan arah huruf itu: ke atas, ke bawah, ke kanan dan ke kiri.
       lapangan pandangan
       uji lapangan pandangan berguna untuk menetapkan lesi pada jalur penglihatan
       teknik uji lapangan pandangan konfrontasi
       pemeriksa membandingkan penglihatan perifernya dengan penglihatan perifer pasien
       menilai lapangan pandangan dengan uji konfrontasi
       pemeriksa berdiri atau duduk 1 m di depan dan setinggi tatap mata pasien
       pasien diminta menutup mata kanannya sedangkan pemeriksa menutup mata kirinya, masing-masing melihat hidung yang dihadapinya
       pemeriksa menjulurkan satu atau dua jari pada masing-masing tangan secara serentak
       menilai lapangan pandangan dengan uji konfrontasi
       menanyakan pasien berapa jari tangan yang dilihatnya.
       tangan digerakkan dari kuadran atas ke kuadran bawah dan  dan pemeriksaan diulang kembali
       pemeriksaan diulangi dengan mata sebelah
       jari-jari harus terlihat oleh pasien dan pemeriksa secara bersamaan
       menilai lapangan pandangan dengan uji konfrontasi
       agar lebih menguntungkan si pasien, tangan diangkat sedikit lebih dekat pada si pemeriksa
       hal ini memberi pasien pandangan yang lebih luas
       menilai lapangan pandangan dengan uji konfrontasi
       jika pemeriksa dapat melihat jari-jari- itu, maka pasien pasti juga melihatnya, kecuali ada gangguan penglihatan berupa kurang luasnya lapangan pandangan.
       daerah tanpa penglihatan disebut skotoma
       gerak mata
       pemeriksaan kesesuaian mata
       melakukan uji tutup
       menilai posisi utama pandangan mata
       menilai refleks cahaya pupil
       menilai refleks dekat
       pemeriksaan kesesuaian mata
       mengawasi lokasi cahaya yang dipantulkan oleh kornea
       lampu senter diarahkan tepat dari depan pasien
       jika pasien memandang lurus jauh ke depan, pantulan cahaya akan tampak tepat di pusat masing-masing kornea
       pemeriksaan kesesuaian mata
       jika cahaya jatuh pada pusat satu kornea dan menyimpang dari pusat pada kornea lain, maka terdapat mata berdeviasi.
       keadaan mata berdeviasi atau mata juling, disebut strabismus atau tropia
       strabismus adalah ketidaksesuaian mata sehingga objek yang diamati tidak diproyeksikan secara bersamaan pada fovea masing-masing mata
       pemeriksaan kesesuaian mata
       esotropia : deviasi mata ke arah nasal
       eksotropia : deviasi mata ke arah temporal
       heterotropia : deviasi ke atas
       tropia alternans : mata masing-masing mata berdeviasi.
       uji tutup
       menetapkan apakah mata lurus (normal) atau ada mata berdeviasi
       pasien diminta untuk melihat pada sasaran jauh
       satu matanya ditutup dengan karton 7,5 x 12,5 cm
       pemeriksa harus mengamati mata yang tidak ditutupi
       uji tutup
       jika mata yang tidak ditutupi itu bergerak sewaktu berfiksasi pada titik dikejauhan itu, maka mata itu tidak lurus sebelum mata sebelahnya ditutupi
       jika mata itu tidak bergerak, maka ia lurus
       uji ini kemudian dilanjutkan dengan mata di sebelahnya.
       struktur eksternal dan internal mata
       kelopak mata
       konjungtiva
       sklera
       kornea
       pupil
       iris
       kamera okuli anterior
       aparatus lakrimal
       pemeriksaan kelopak mata
       kelemahan, infeksi, tumor, kelainan
       edema, membuka, menutup (lancar, simetris)
       xantelasma (plak kekuningan à kelainan lipid)
       distribusi bulu mata
       mata terbuka à kelopak atas menutupi tepian atas iris
       mata tertutup à kelopak saling merapat
       fisura palpebra : jarak kelopak atas - bawah
       pemeriksaan konjungtiva
       radang, pigmentasi, nodi, pembengkakan, perdarahan
       konjungtiva tarsal dapat dilihat dengan membalikkan kelopak mata
       tahan sejumlah bulu mata dari kelopak atas, tangkai aplikator ditekan pada tepian atas lempeng tarsal
       normal : merah muda, sedikit pembuluh darah
       inspeksi sklera
       nodul, hiperemia, perubahan warna
       normal : putih, kulit gelap à agak seperti lumpur
       inspeksi kornea
       jernih, tanpa kekeruhan / kabut
       cincin keputih-putihan pada perimeter kornea disebut arkus senilis
       usia diatas 40 tahun, fenomena penuaan normal, dibawah 40 tahun mungkin hiperkolesterolemia
       inspeksi kornea
       cincin kuning kehijauan abnormal dekat limbus, kebanyakan ditemukan di superior dan inferior adalah cincin kayser-fleischer
       spesifik dari wilson disease (degenerasi hepatolentikular akibat kelainan yang diturunkan dari metabolisme tembaga)
       cincin kayser-fleischer disebabkan penimbunan tembaga pada kornea.
       inspeksi pupil
       ukuran sama, bereaksi terhadap cahaya dan akomodasi
       anisokoria : tidak sama kiri dan kanan à penyakit neurologik
       pembesaran pupil (midriasis) à obat-obatan simpatomimetik, glaukoma, obat tetes dilatasi
       kontriksi pupil (miosis) à obat parasimpato-mimetik, peradangan iris, terapi obat glukoma
       inspeksi pupil
       pupil miotonik adie : dilatasi pupil 3-6 mm yang sedikit berkontraksi terhadap cahaya dan akomodasi
       pupil argyll robertson : pupil yang mengecil 1-2 mm, bereaksi terhadap akomodasi, tidak bereaksi terhadap cahaya à neurosifilis
       sindrom horner : paralisis simpatik dari mata yang disebabkan oleh pemutusan pada rantai simpatik servikal.
       inspeksi iris
       iris diperiksa untuk warnanya, apakah ada nodul, dan vaskularitas
       normalnya, pembuluh darah iris tidak dapat terlihat dengan mata telanjang
       tekanan intra okuler
       tekanan intra okuler meningkat pada glukoma
       tio diukur dengan tonometer schiotz
       palpasi bola mata untuk mengetahui tekanan intraokuler merupakan teknik yang sensitivitas sangat rendah.
       jika palpasi salah dapat menyebabkan kerusakan seperti ablasi retina, oleh karena itu palpasi mata tidak boleh dilakukan.
       selesai
see u next

pemeriksaan fisik
sistem pendengaran
gejala utama penyakit telinga
kehilangan pendengaran
pusing atau sensasi berputar
telinga berdenging atau bunyi mendengung
pengeluaran cairan
nyeri telinga
gatal
alat-alat
otoskop
spekulum
lampu senter kecil
garputala 512 hz
iluminator nasal yang dilekatkan pada otoskop
spekulum hidung
telinga
mulai dengan periksa telinga yang tidak mempunyai keluhan
pemeriksaan telinga mencakup :
        pemeriksaan luar
        ketajaman pendengaran
        pemeriksaan otoskopik
inspeksi struktur telinga luar
pinna : ukuran, posisi, bentuk, ditengah, sesuai besarnya wajah dan kepala
lesung kecil depan tragus : sisa arkus brakialis pertama
telinga luar : deformitas, nodul, peradangan, lesi
tofi : endapan kristal asam urat à gout, nodul keras di heliks atau antiheliks
pengeluaran sekret putih kadang berkaitan dengan tofi
inspeksi struktur telinga luar
telinga kembang kol : pinna yang berlekuk sebagai akibat trauma yang berulang-ulang
inspeksi pengeluaran cairan, catat warna, konsistensi, dan kejernihan.
palpasi struktur telinga luar
pinna : nyeri tekan, pembengkakan, nodulus
tarik pinna ke atas dan ke bawah, atau tekan pada tragus : nyeri à infeksi telinga luar
telinga posterior : jaringan parut, pembengkakan
tekan ujung mastoid à tidak nyeri (normal)
nyeri à proses supuratif os mastoid
ketajaman pendengaran
tutup satu kanalis eksternus dengan menekan tragus
berbisik ke telinga lainnya
sembunyikan mulut : menghindari pembacaan gerak bibir oleh pasien
bisikkan kata seperti “park”, “dark”, “day dream” pada telinga yang tidak ditutup dan apakah pasien dapat mendengarnya.
diulang pada telinga yang lain
menanyakan pasien apakah dapat mendengar jam berdetik di dekat telinga.
ketajaman pendengaran
uji garputala lebih tepat dan seharusnya dilakukan tanpa memperhatikan hasil tes berbisik
garputala yang baik digunakan 512 hz
dipegang tangkainya, ujungnya dipukulkan dengan cepat pada telapak tangan
ada 2 uji : uji rinne dan uji weber
uji rinne
membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang
pemeriksa memukulkan garputala 512 hz pada telapak tangannya dan meletakkan tangkainya pada ujung mastoid
pasien ditanya apakah ia mendengar bunyinya dan diminta untuk memberitahukan kapan ia tidak mendengarnya lagi
uji rinne
kalau pasien sudah tidak mendengarnya, gigi garputala yang sedang bergetar diletakkan di depan meatus auditorius eksternus telinga yang sama, dan pasien ditanya apakah ia masih mendengarnya.
normal : hantaran udara lebih baik dari hantaran tulang.
pasien akan dapat mendengar garputala pada meatus auditorius eksternus setelah tidak dapat mendengarnya lagi pada ujung mastoid à positif.
uji weber
membandingkan hantaran tulang pada kedua telinga
berdirilah di depan pasien dan letakkan garputala 512 hz yang sedang bergetar dengan kuat di bagian tengah dahi pasien
mintalah pasien untuk menunjukkan apakah ia mendengar atau merasa bunyi pada telinga kanan, kiri, atau tengah dahinya.
mendengar bunyi, merasakan getaran pada bagian tengah adalah respons normal
uji weber
jika bunyi tersebut tidak terdengar di bagian tengah, dikatakan lateralisasi dan ada gangguan pendengaran.
lateralisasi ke arah telinga yang sakit pada tuli konduktif
lateralisasi pada telinga yang sehat pada tuli sensorineural
pemeriksaan otoskopik
memakai otoskop
visualisasi struktur telinga dengan baik tidak menuntut didorongnya otoskop ke dalam kanal
bersikap lemah lembut
pilih ukuran speculum yang tepat
cukup kecil untuk menghindari timbulnya rasa tidak enap pada diri pasien
cukup besar untuk memberikan arus cahaya yang memadai.
teknik pemeriksaan
memegang otoskop dengan tangan kanan
kanalnya diluruskan oleh tangan kiri pemeriksa yang menarik daun telinga ke atas, luar, dan belakang.
makin lurus kanalnya, makin mudah visualisasi dan pemeriksaan akan dirasakan makin nyaman oleh pasien
anak : kanal harus diluruskan dengan menarik daun telinga ke bawah dan belakang.
teknik pemeriksaan
pasien diminta memutar sedikit kepala ke samping à pemeriksa lebih nyaman
cara i : memegang seperti sebuah pensil, aspek ulnar tangan bersandar pada sisi wajah pasien, menghindari gerakan tiba-tiba, aman untuk anak2
cara ii : memegang ke arah atas, lebih nyaman, gerakan pasien tiba2 dapat menyebabkan nyeri dan cedera pada pasien.
inspeksi kanalis eksternus
dengan hati-hati, masukkan spekulum dan periksalah kanalis eksternus
perhatikan kemerahan, bengkak, nyeri tekan à peradangan
bebas dari benda asing, skuama, sekret
jika ada benda asing, perhatikan kanalis telinga sisi yang lain.
serumen harus dibiarkan begitu saja, kecuali mengganggu visualisasi kanalis membran timpani
dilakukan oleh pemeriksa berpengalaman à trauma/abrasi, perhatikan sumber sekret
inspeksi membran timpani
membran timpani : selaput utuh, translusen, abu-abu seperti mutiara pada akhir kanal
tangkai malleus terlihat di dekat bagian tengah membran timpani
dari ujung bawah tangkai tersebut, nampak kerucut segitiga terang yang dipantulkan dari pars tensa
disebut refleks cahaya yang menuju ke anteroinferior
inspeksi membran timpani
uraikan warna, keutuhan, transparansi, posisi, bagian2 penting membran timpani
sakit : pudar, merah, kuning, kongesti, bercak-bercak putih, menonjol, retraksi, perforasi
pada pemeriksaan telinga kiri, otoskop dipegang dengan tangan kiri dan meluruskan kanalis dengan tangan kanan.
selesai
see u next

sistem
pendengaran
ernawati s.kep., ns
anatomi telinga
telinga merupakan organ sensori kompleks yang memiliki beberapa fungsi :
pendengaran
keseimbangan
kosmetik
bagian-bagian telinga
  1. telinga luar
  2. telinga tengah
  3. telinga dalam
1. telinga luar (auris eksterna)
                telinga luar terdiri atas  :
  1. daun telinga (aurikula)
  2. liang telinga (meatus akustikus eksterna)
daun telinga / aurikel / pinna
terdiri dari tulang rawan dan kulit
terdapat konkha, tragus, antitragus, helix, antihelix dan lobulus
 fungsi utama aurikel adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam mae
aurikula mempunyai kerangka dari tulang rawan yang dilapisi oleh kulit. di bagian anterior aurikula,
kulit tersebut melekat erat pada perikondrium sedangkan di bagian posterior kulit melekat secara longgar. bagian aurikula yang tidak mempunyai tulang disebut lobulus.
liang telinga (meatus akustikus eksterna)
mae merupakan saluran yang menuju ke arah telinga tengah dan berakhir pada membran timpani.
mae mempunyai diameter 0,5 cm dan panjang 2,5 – 3 cm, berbentuk hrf s
fungsinya : menyalurkan secara langsung gelombang suara ke membran tympani
liang telinga yang bersudut membuat kotoran, seperti debu atau serangga, sulit menembus bagian yang lebih dalam.
dinding mae sepertiga bagian lateral dibentuk oleh tulang rawan yang merupakan kelanjutan dari tulang rawan aurikula dan disebut pars kartilagenus.
bagian ini bersifat elastis dan dilapisi kulit yang melekat erat pada perikondrium
serumen dan furunkel hanya dapat ditemukan di sepertiga bagian lateral mae.
2. telinga tengah (auris media)
terdiri dari :
membran tympani
ossicles / tulang pendengaran
tuba eustahius
membran timpani
merupakan pemisah antara telinga luar dan telinga tengah
membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara, berbentuk bundar dan cekung
fungsinya : melindungi telingah tengah dan menyalurkan getaran suara dari telinga luar ke ossicles.
pada membran timpani terdapat osikula yang terdiri atas maleus, inkus, dan osikula
                ketiga tulang pendengaran tersebut (maleus,inkus, stapes) satu dengan yang lain dihubungkan dengan suatu persendian, sehingga merupakan suatu rangkaian yang disebut rantai osikula.
ossicles / tulang pendengaran
terdiri dari  tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes)
merupaka tulang terkecil pada tubuh manusia.
 berfungsi menurunkan amplitudo getaran yang diterima dari membran tympani dan meneruskannya ke jendela oval
tuba eustachius
saluran yang menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring, berbentuk terompet, panjang 37 mm.
saluran ini berfungsi menjaga keseimbangan tekanan udara pada telinga luar dengan telinga tengah
3. telinga dalam (auris interna)
telinga bagian dalam terdiri atas tiga bagian, yaitu jendela (tingkap), labirin, dan organ korti.
tingkap atau jendela pada telinga ada dua macam yaitu tingkap oval dan tingkap bulat (jorong).
 telinga dalam terdiri dari rongga yang menyerupai saluran-saluran. rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan rongga yang dilapisi membran disebut labirin membran. labirin tulang terdiri dari tiga bagian yaitu vestibula, koklea (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.
telinga dalam (auris interna)
auris interna disebut juga labirin. di dalamnya terdapat dua alat yang saling berdekatan yaitu :
 organ status (alat imbang) dan
organ auditus (alat dengar).
organ status (alat imbang)
terdiri atas 3 kanalis semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis horizontal, kanalis semisirkularis vertikal posterior (interior) dan kanalis semisirkularis vertikal anterior (superior). alat keseimbangan inilah yang membuat seseorang menjadi sadar akan posisi tubuhnya dalam suatu ruangan. jika alat ini terganggu akan timbul keluhan pusing atau vertigo.
organ auditus (alat dengar).
                                alat pendengaran terdiri dari koklea yang berbentuk rumah siput dengan dua setengah lingkaran yang akan mengubah getaran suara dari sistem konduksi menjadi sistem saraf. jika alat ini terganggu akan timbul keluhan kurang pendengaran atau tuli.
mekanisme pendengaran
mekanisme pendengaran
telinga dapat mendengar jika ada gelombang suara, gelombang suara akan dikumpulkan oleh daun telinga, kemudian disalurkan ke saluran telinga luar. gelombang suara akan menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke dalam telinga tengah melalui tulang-tulang pendengaran.
selanjutnya getaran diteruskan ke telinga dalam melalui tingkap oval dan menggetarkan cairan perilimfe yang terdapat di dalam skala vestibuli. getaran cairan itu akan menggetarkan membran reissner dan cairan endolimfe dalam skala media, membran basilaris.
 saat membran basilaris bergetar akan menggerakkan sel-sel rambut dan ketika sel-sel rambut menyentuh membran tektorial maka terjadi impuls yang akan dikirim ke saraf otak viii lalu ke korteks otak bagian pendengaran untuk diinterpretasikan.
 
sensitivitas telinga manusia
telinga manusia dapat mendengar bunyi dengan frekuensi 20 – 10.000 hertz (hz). frekuensi tersebut disebut audiosound, sedangkan frekuensi dibawah 20 hz disebut infrasound dan di atas 20.000 hz disebut ultrasound.
 dengan bertambahnya usia, kemampuan mendengar frekuensi tinggi akan semakin menurun. bunyi yang paling sensitif bagi telinga manusia adalah yang frekuensinya 500-2000 hz yang disebut frekuensi bicara.
tes pendengaran
1. test berbisik
                test semi kualitatif®memeriksa derajat ketulian secara kasar
2. test penala
                test rinne :
                gunanya : membandingkan hantaran melalui udara dan hantara melalui tulang
                test weber :
                gunanya : membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan tulang telinga kanan
                test schwabah
                gunanya : membandingkan hantaran tulang yang diperiksa dengan orang yang pendengarannya normal
jenis gangguan pendengaran
  1.  gangguan pendengaran konduktif (tuli konduktif)
  2. gangguan pendengaran sensori neural (tuli perseptif/saraf)
  3. gangguan pendengaran campuran (gabungan tuli konduktif dan tuli perseptif)

 
gangguan pendengaran konduktif (tuli konduktif)
transmisi gelombang suara tidak dapat mencapai telinga dalam secara efektif. alasan paling umum karena:
penyumbatan telinga kanal oleh telinga
perforasi drum telinga
build-up cairan karena infeksi telinga disebut lem telinga
penyebab  lain : obstruksi ; kelainan organ
gangguan pendengaran sensori neural (tuli perseptif/saraf)
terjadi di mana saraf pendengaran dan saraf lainnya yang membawa informasi dari suara yang terdengar otak rusak karena usia atau cedera.
gangguan pada kohlea :
penyebab :
aterosklerosis, infeksi , obat-obatan , intensitas suara tinggi, lansia (presbiaskus)
gangguan pendengaran campuran (gabungan tuli konduktif dan tuli perseptif)
ketika orang-orang mendapatkan kedua jenis bersama-sama, kondisi yang disebut sebagai campuran jenis pendengaran.
perlukah serumen ditelinga dibersihkan?????
secara alamiah, kotoran yang masuk akan kering dan keluar sendiri. dengan begitu tai kuping tidak perlu dibuang, kecuali jika menggumpal dan menyumbat liang telinga sehingga menghalangi masuknya gelombang suara ke telinga dalam.
apalagi dalam kadar normal, tahi telinga hanya menutupi permukaan dinding telinga. jika dibersihkan, getah akan diproduksi lagi, begitu seterusnya.
maka sebaiknya telinga tidak perlu dibersihkan dengan cara dikorek, apalagi sampai ke telinga dalam. cukup bersihkan bagian luar saja, yaitu daun dan muara liang telinga
membersihkan serumen secara terus-menerus apalagi sampai dihilangkan seluruhnya justru akan merugikan
pada dasarnya, bentuk telinga dirancang untuk mengantisipasi masuknya kotoran. liang telinga yang bersudut membuat kotoran, seperti debu atau serangga, sulit menembus bagian yang lebih dalam.
pada prinsipnya, telinga akan membersihkan dirinya sendiri
biasanya serumen akan terbentuk sedikit demi sedikit, kemudian akan keluar sendiri pada waktu mengunyah dengan membawa serta berbagai kontaminan yang terperangkap bersamanya. setelah sampai di luar lubang telinga, serumen akan hilang menguap oleh panas. namun, kondisinya mungkin berbeda pada setiap orang, bergantung pada banyaknya produksi serumen.


ž  pencegahan penyakit
ž  pencegahan primer
                terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.
ž  pencegahan sekunder
                 meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian
ž  pencegahan tersier
                dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder. pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer
pendahuluan
manusia tergantung dari beragam stimulus sensori untuk memberi makna dan kesan pada kejadian yang telah terjadi pada lingkungan mereka
beragam stimulus tersebut merupakan dasar dalam pembentukan persepsi yang datang dari banyak sumber melalui:
      indera penglihatan (visual)
      indera pendengaran (auditori)
      indera perabaan (taktil)
      indera penciuman (olfaktori)
      indera pengecap/rasa (gustatori)
bagian-bagian telinga
Ø  impaksi serumen : lebih sering terjadi pada orang tua, serumen membeku & menumpuk pada kanalis auditorius eksterna.
Ø  benda asing : adanya obstruksi/dorongan benda asing ke dalam kanalis auditorius eksterna. lebih sering pada anak-anak
Ø  otalgia : nyeri akibat iritasi lokal ataupun nyeri alih pindahan dari laring/faring.
Ø  oe: infeksi bakteri/jamur, kelainan endokrin.
karsinoma sel basal pada pinna & karsinoma sel skuamosa pada kanalis.
*      irigasi, pengisapan & instrumentasi
*      analgetik, ab topikal, kortikosteroid, antiseptik telinga.
*      pembedahan
otitis media
gambar oma
*      otitis media akut: adanya demam, otalgia dan penurunan pendengaran
*      otitis media dengan efusi: ada pneumatis pada pemeriksaan otoskop
*      recurrent otitis media: ketidakmampuan untuk membersihkan efusi pada telinga tengah, terjadi 2-3 kali selama 6 bulan
*      otitis media kronik:  terasa penuh pada telinga, & tinitus, terjadi lebih dari 3 bulan.
       ispa
       usia < 2 tahun
       alergi
       kraniofasial yang abnormal (cleft palate)
       down’s syndrome
       sinusitis kronik
       bottle propping
  • obstruksi tuba eustaschi : lebih pendek pada anak dengan sudut 10 derajat, pada dewasa 45°
  • daya tahan tubuh menurun
  • mengikuti ispa (puncak insiden 2 -4 hari)
spesifik :
otalgia
otorrhea
dizziness
penurunan pendengaran
tidak spesifik :
demam  (50%)
muntah/diare
anorexia
iritabilitas
q  neonatus/infant: change in behavior, iritabilitas, tugging at ears, penurunan nafsu makan, muntah.
q  anak(2-4): otalgia, demam, bising pada telinga, pendengaran menurun, perubahan personality
q  anak (>4): nyeri pada telinga, perubahan personality
otoskop
 retraksi tm
 tampak kemerahan, eritema & kekuningan
 menggembung
 eksudat skuamosa
q   timpanometri
q   sgar (spectral gradient acoustic reflectometry)
Ø  pemberian ab & analgetik : amoxicilin, augmentin, auralgan, cefzil, bactrim.
Ø  timpanoplasti
Ø  timpanotomy/ miringotomi
v  neurokimia & hormonal pada aliran darah yang abnormal
v  malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus
v  perubahan posisi yang meransang ketidakseimbangan cairan endolimfe & perilimfe
v  tuli sensorineural
v  terasa penuh dalam telinga
v  tinitus
v  vertigo episodik
q  diet rendah garam
q  anti histamin : meklizin.
q  diuretik
q  transquilizer
q  antiemetik
q  pembedahan
q  ab
Ø   nyeri akut b/d proses inflamasi
Ø  perubahan persepsi sensoris auditorius b/d adanya obstruksi, ketidakseimbangan endolimfe-perilimfe, proses pembedahan
Ø  gangguan harga diri : hdr b/d adanya otorea
Ø  risiko trauma b/d gangguan keseimbangan
Ø  risiko penyebaran infeksi b/d resistensi mikroorganisme
©       manajemen nyeri
©       strategi komunikasi
©       pesonal hygiene  yang optimal
©       membatasi gerakan saat vertigo/ ketidakseimbangan


n  pencegahan penyakit
n  pencegahan à mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian
n  peran epidemiologi dalam pencegahan:
                à identifikasi faktor risiko yang dapat    dimodifikasi à konsep dasar penyakit
                à upaya pencegahan sesuai dengan      riwayat                 alamiah penyakit à r a p
n  pencegahan penyakit adalah
n  tindakan yang ditujukan untuk mencegah, menunda, mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan dgn menerapkan sebuah atau sejumlah intervensi yg telah dibuktikan efektif. (kleinbaum, et al., 1982; last, 2001).
n  riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
n  periode prepatogenesis
n  tingkat pencegahan primer
n  promosi kesehatan
n  perlindungan khusus
n  periode patogenesis
n  tingkat pencegahan sekunder
n  diagnosis dini dan pengobatan segera
n  pembatasan ketidakmampuan (disability)
n  tingkat pencegahan tersier
n  rehabilitasi
n  tahap pencegahan
n  tingkat pencegahan disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit:
n  pencegahan primordial
n  pencegahan primer
n  pencegahan sekunder
n  pencegahan tersier
n  1. pencegahan primordial
n  tujuan: menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang diketahui mempunyai kontribusi untuk meningkatkan risiko penyakit
n  pencegahan primordial yang efektif memerlukan adanya peraturan yang ketat dari pemerintah
n  contoh:
n  pencegahan primordial
n  fase penyakit
n  misal: kondisi yang mengarah penyebab penyakit jantung koroner
n  target
n  populasi
n  kelompok terseleksi
n  2. pencegahan primer
n  adl upaya pencegahan yg dilakukan saat proses penyakit belum mulai (pd periode pre-patogenesis) dengan tujuan agar tidak terjadi proses penyakit
n  tujuan: mengurangi insiden penyakit dengan cara mengendalikan penyebab penyakit dan faktor risikonya
n  upaya yang dilakukan adalah untuk memutus mata rantai infeksi “agent – host - environment”
n  terdiri dari:
n  health promotion
n  specific protection
n  dilakukan melalui 2 strategi: populasi dan individu
n  pencegahan primer
n  fase penyakit
n  faktor-faktor penyebab khusus
n  target
n  total populasi
n  kelompok terseleksi
n  individu sehat
n  tingkat pencegahan primer
n  promosi kesehatan
n  pendidikan kesehatan, penyuluhan
n  gizi yang cukup sesuai dengan perkembangan
n  penyediaan perumahan yg sehat
n  rekreasi yg cukup
n  pekerjaan yg sesuai
n  konseling perkawinan
n  genetika
n  pemeriksaan kesehatan berkala
n  tingkat pencegahan primer
n  perlindungan khusus
n  imunisasi
n  kebersihan perorangan
n  sanitasi lingkungan
n  perlindungan thdp kecelakaan akibat kerja
n  tingkat pencegahan primer
n  perlindungan khusus
n  penggunaan gizi tertentu
n  perlindungan terhadap zat yang dapat menimbulkan kanker
n  menghindari zat-zat alergenik
n  3. pencegahan sekunder
n  adl upaya pencegahan yg dilakukan saat proses penyakit sudah berlangsung namun belum timbul tanda/gejala sakit (patogenesis awal) dengan tujuan proses penyakit tidak berlanjut
n  tujuan: menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi
n  bentuknya berupa deteksi dini dan pemberian pengobatan (yang tepat)
n  contoh:
n  pencegahan sekunder
n  fase penyakit
n  tahap dini penyakit
n  target
n  pasien
n  tingkat pencegahan sekunder
n  diagnosis dini dan pengobatan segera
n  penemuan kasus (individu atau masal)
n  skrining
n  pemeriksaan khusus dengan tujuan
n  menyembuhkan dan mencegah penyakit berlanjut
n  mencegah penyebaran penyakit menular
n  mencegah komplikasi dan akibat lanjutan
n  memperpendek masa ketidakmampuan
n  tingkat pencegahan sekunder
n  pengobatan yang cukup untuk menghentikan proses penyakit
n  mencegah komplikasi dan sekuele yg lebih parah
n  penyediaan fasilitas khusus untuk membatasi ketidakmampuan dan mencegah kematian
n  contoh
n  pms à kultur rutin bakteriologis utk infeksi asimtomatis pd kelompok risti
n  sifilis à tes serologis utk infeksi preklinis pd kelompok risti
n  kanker leher rahim à hapusan pap
n  kanker payudara à skrining dgn mammografi
n  4. pencegahan tersier
n  adl pencegahan yg dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir periode patogenesis) dengan tujuan untuk mencegah cacad dan mengembalikan penderita ke status sehat
n  tujuan: menurunkan kelemahan dan kecacatan, memperkecil penderitaan dan membantu penderita-penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi yang tidak dapat diobati lagi
n  terdiri dari:
n  disability limitation
n  rehabilitation
n  pencegahan tersier
n  fase penyakit
n  penyakit tahap lanjut (pengobatan dan rehabilitasi)
n  target
n  pasien
n  tingkat pencegahan tersier
n  rehabilitasi
n  penyediaan fasilitas untuk pelatihan hingga fungsi tubuh dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
n  pendidikan pada masyarakat dan industriawan agar menggunakan mereka yang telah direhabilitasi
n  tingkat pencegahan tersier
n  rehabilitasi
n  penempatan secara selektif
n  mempekerjakan sepenuh mungkin
n  terapi kerja di rumah sakit
n  menyediakan tempat perlindungan khusus
n  contoh
n  peny vaskuler diabetik pd kaki à perawatan kaki (podiatric cure) rutin pasien diabetes
n  fraktura & cedera à memasang rel pegangan tangan (handrails) di rumah orang yg mudah jatuh
n  ulserasi kulit kronis à penyediaan matras khusus utk penyandang cacat berat
n  latihan
n  seorang ibu membawa bayinya untuk diimunisasi polio.
n  tindakan imunisasi polio tersebut termasuk pencegahan apa?
n  tahap yang mana dari riwayat alamiah penyakit  yang akan dicegah dengan tindakan imunisasi tersebut? mengapa? jelaskan!


          askep klien dgn benda asing dalam telinga
v  pengertian
suatu keadaan dimana terdapat benda  asing dalam lubang telinga sehingga
menganggu proses pendengaran
          jenis benda asing
1. timbul dari dalam ( serumen keras
                a. faktor predisposisi
                                * dermatitis kronik liang telinga luar
                                * liang telinga sempit
                                * produksi serumen banyak & kental
                                * adanya benda asing di liang telinga
                                * adanya eksotoksik liang teling
                                * serumen terdorong jari
          jenis benda asing
          timbul dari dalam ( serumen keras )
                b. gejala
        * pendengaran berkurang
        * tinitus, vertigo à serumen menekan
                                   membran tympani
                                * batuk à rang sangan nv. vagus
           melalui aurukuler
                                * rasa nyeri à serumen menekan dinding                              telinga
          jenis benda asing
2. benda asing dari luar tubuh
                 inseksi ( sayuran, kacang-kacangan,
    manik-manik, penghapus
                 etiologi
                 * faktor kesennjangan ( anak-anak )
                 * kecorobohan ( dewasa )
                 * serangga
                 gejala
                 * nyeri, rasa tdk enak dlm telinga, ada benda
       asing dlm telinga
          pengkajian
  1. keluhan utama
  2. keluhan tambahan
  3. riwayat kes sekarang
  4. riwayat kes masa lalu
  5. pemeriksaan fisik
                a. inspeksi
                b. palpasi
                c. tes pendengaran
          masalah keperawatan
  1. ggn konsep diri
  2. resiko injuri
  3. ggn rasa nyaman nyeri
  4. perubahan persepsi sensori
  5. ggn komunikasi
          implementasi
  1. serumen
                a. serumen lembek
                b. serumen keras
                c. serumen terlalu dalam
                d. serumen keras membatu
2. benda asing/serangga hidup
                a. dimatikan dulu
                b. benda asing keras
                c. benda sing licin
          persiapan pulang
          persiapan dirumah
          pendidikan keluarga
                - cara perawatan di rumah
                - cara menetesi obat
                - cara memantau telinga ( post op )
          persiapan psikososial
          sumber kesehatan


askep sensory persepsi “penglihatan”
by :
windhy agnesia gonda
pengkajian
  1. sejak kapan sakit mata dirasakan
  2. riwayat trauma sebelum atau sesudah ada keluhan
  3. apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama sebelumnya
  4. apakah pasien merasakan adanya perubahan dalam matanya
continue . . .
  1. apakah ada keluhan lain yang menyertai
  2. penyakit mata sebelumnya
  3. penyakit lain yang sudah diderita
  4. usia penderita
diagnosa keperawatan
  1. gangguan rasa nyaman : nyeri b/d efek inflamasi kelopak mata; proses penyakitnya (kompresi/destruksi jaringan saraf, inflamasi)
  2. gangguan sensori persepsi penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori dari organ penerima
  3. resiko tinggi infeksi b/d pajanan mata terhadap benda tidak steril
continue . . .
  1. resiko tinggi cedera b/d keterbatasan lapang pandang
  2. ansietas b/d perjalanan penyakit
  3. kurang pengetahuan b/d kurang informasi
tujuan
nyeri berkurang atau hilang
tidak ada gangguan penerimaan sensori dari organ penerima
tidak terjadi infeksi
tidak terjadi cedera
klien tidak cemas dan dapat beradaptasi terhadap penyakitnya
adanya pengetahuan mengenai informasi yang terkait
intervensi
  1. gangguan rasa nyaman : nyeri b/d efek inflamasi kelopak mata; proses penyakitnya (kompresi/destruksi jaringan saraf, inflamasi)
  1. gangguan sensori persepsi penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori dari organ penerima
  1. resiko tinggi infeksi b/d pajanan mata terhadap benda tidak steril
  1. resiko tinggi cedera b/d keterbatasan lapang pandang
5.ansietas b/d perjalanan  penyakit
6.kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
implementasi
implementasi disesuaikan dengan intervensi
evaluasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar