Cari Blog Ini

Selasa, 16 April 2013

sistem pencernaan


Pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Rektum
7. Anus.

1.       MULUT
Oris adalah permulaan saluran pencernaan terbagi :
v  Bagian luar atau vestibula (yaitu ruang diantara gusi, bibir dan pipi
v  Bagian dalam dibatasi oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis, disebelah belakang bersambung dengan faring
2.       RONGGA MULUT
q  Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis- lapis, dibawahnya terletak kelenjar halus yang mengeluarkan lendir
q  kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus bernama watoni (kelnjr submaksilaris terletak dibawah rongga mulut bagian belakang). Dan stensoni (trdapat pada klnjr parotis, letakny dibawah depan telinga diantara prosesus mastoid kiri & os mandibularis
q  Sebelah luar  mulut ditutupi oleh kulit dan disebela dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa). Otot orbikularis oris menutupi bibir, levator anguli oris mengangkat dan depresor anguli oris menekan ujung mulut.
q  Dalam rongga mulut terdapat geligi, lidah dan saliva
3.       GIGI
  1. gigi sulung, mulai tumbuh pada anak- anak umur 6-7 bulan.  Lengkap  pada umur 2 setengan tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus) dan 8 buah gigi geraham (molare)
  2. Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun, jumlahnya 32 buah, terdiri dr 8 buah gigi seri (dens insisivus),4 buah gigi taring (dens kaninus), 12buah gigi geraham (molare)dan 8 gigi geraham (premolar)
Fungsi gigi :
  1. Gigi seri untuk memotong makanan
  2. Gigi taring untuk memutuskan makanan yang keras dan liat
  3. Gigi geraham untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong- potong
Nama-nama gigi dan Posisi
Front teeth
A. Gigi susu/gigi decidui/gigi primer/gigi temporer/baby teeth
Tooth Names Positions Front Teeth:
A. Central incisor
B. Lateral incisor
C. Canine or eye tooth
Tooth lower
Back Teeth:
D. First molar
E. Second molar
A. Gigi permanen
Tooth Names Positions Front Teeth:
1. Central incisor
2. Lateral incisor
3. C Back Teeth:
4. First premolar
5. Second premolar
6. First Molar
7. Second Molar
8. Third Molar OrWisdom
Adapun bagian-bagian gigi:
·         Enamel
·         Anatomical Crown
·         Gingiva (gums)
·         Pulp Chamber
·         Dentin
·         Alveolar Bone
·         Root Canal
·         Cementum
·         Periodontal Ligament/ligamen periodontal

A.      Definisi
Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang paling sering ditemui. Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras gigi itu sendiri (lubang pada gigi).
jaringan, mulai dari permukaan gigi hingga meluas ke arah pulpa. Karies gigi yang disebut juga lubang gigi merupakan suatu penyakit dimana bakteri merusak struktur
jaringan gigi (enamel, dentin dan sementum). Jaringan tersebut rusak danmenyebabkan lubang pada gigi.
B.      Penyebab
Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak.
Plak akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Bakteri yang paling berperan dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans.
C.      Faktor Terjadinya Karies
·         gigi (host),
·         bakteri (plak/agent),
·         karbohidrat atau sukrosa (environment)
·          waktu (time)

LAMBUNG
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung.
Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter.
Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.
·         Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
Asam HCl   Fungsinya Adalah :
  1. Merangsang keluarnya sekretin
  2. Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk memecah protein
  3. Desinfektan
  4. Meransang keluarnya hormon kolesistokin yang berfungsi meransang empedu mengeluarkan getahnya
Ø  Lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Ø  Renin mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI) yang hanya dimilikioleh bayi
Ø  Mukus melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCL.
Ø  Hasil penggerusan makanan dilambung secara mekanik dHasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur disebut bubur kim.
Gangguan Sistem Pencernaan :
1.       Apendisitis
2.       Diare
3.       Konstipasi
4.       Maldigesti/makan yang mgandung banyak zat yang meransang lambung
5.       Parotitis
6.       Tukak lambung
7.       Xerostomia/ produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori
Ø  Produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung.
Ø  Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.
Ø  Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung.
Ø  Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.

 Tukak lambung adalah luka yang terjadi disekitar bagian dalam lambung atau usus yang menyebabkan rasa nyeri pada sistem prncernaan.

Penyebab Tukak Lambung
Makanan pedas yang selama puluhan tahun diyakini sebagai penyebab tukak lambung, kini sudah tidak lagi dianggap sebagai penyebab utama.
Penyebab utama tukak lambung ternyata adalah infeksi oleh bakteri
Penyebab Tukak Lambung ada 2 yaitu :
q   adanya infeksi bakteri Helicobacter Pylori (H. Pylori) dan penggunaan dari obat anti inflamasi non steroid.
q  Helicobacter Pylori adalah bakteri gram negatif yang bersifat patogen, berbentuk spiral dengan 4-6 benang cambuk. Helicobacter pylori merupakan bakteri yang hidup dan berkembang biak di air minum dan makanan yang tidak ditangani secara higienis atau dimasak dengan benar.
Sebagian besar penderita tukak memperoleh infeksi Helicobacter pylori sejak masa kanak-kanak, namun gejalanya baru muncul beberapa puluh tahun kemudian. Helicobacter Pylori dapat bertahan hidup di perut orang yang terinfeksi selama hidup orang tersebut
ada faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya tukak lambung, yaitu stres dan merokok. Stres merupakan penyebab tukak lambung karena dalam kondisi tertekan akan terjadi peningkatan produksi hormon adrenalin yang akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi asam oleh reseptor asetilkolin. Akibatnya produksi asam lambung akan menjadi meningkat. Kelebihan asam lambung ini dapat menyebabkan rusaknya jaringan selaput lendir lambung dan jaringan halus usus duabelas jari (duodenum).
Kebiasaan merokok merupakan Penyebab Tukak Lambung. Mekanisme yang terjadi belum diketahui secara pasti namun kebiasaan merokok diduga dapat menyebabkan penghambatan produksi prostaglandin pada lambung sehingga perlindungan terhadap mukosa lambung berkurang dan resiko terjadinya tukak lambung menjadi meningkat.
Gejala
1.  umumnya gejala tukak lambung dapat disebabkan oleh faktor-faktor
2. tukak lambung pada umum

 Pada umumnya gejala tukak lambung dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :
Terlalu banyak makanan yang mengiritasi lambung, seperti yang pedas, asam, minuman beralkohol,
Obat-obatan seperti aspirin (dosis tinggi), kortison, kafein, kortikosteroid.
Adanya stress dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang.
Adanya asam lambung yang berlebihan.
Waktu makan yang tidak teratur, sering terlambat makan, atau makan berlebihan
Tertelannya substansi/zat yang korosif, seperti alkali, asam kuat, cairan pembersih kimiawi, dan lain-lain.
Infeksi bakteri
Adapun gejala tukak lambung pada umumnya berupa :
Mual dan sering muntah agak asam. Pada kondisi berat lambung mungkin dapat mengelupas sehingga mengakibatkan muntah darah
Perut terasa nyeri, pedih, kembung dan sesak (sebah) pada bagian atas perut.
Napsu makan menurun drastis, wajah pucat, keringat dingin, pusing.
Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar
Sulit tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut sebelah atas (ulu hati). 
Pada tukak lambung kronis, gejala yang ditunjukan lebih ringan, seringkali gejala tukak lambung menjadi samar, seperti tidak toleran terhadap makanan pedas atau berlemak atau nyeri ringan yang akan hilang setelah makan
Mekanisme utama dari bakteri Helicobacter pylori.
Mekanisme utama dari bakteri ini sehingga menjadi penyebab tukak lambung adalah dalam menginisiasi pembentukan luka yaitu saat bakteri memperbanyak diri, maka akan menghasilkan sitotoksin yang dapat memecah pertahanan mukus kemudian menempel di sel epitel lambung atau usus duabelas jari (duodenum). Di lambung, bakteri ini akan menghasilkan karbondioksida, amonia dan produk lain seperti protease, katalase dan fosfolipase yang bersifat toksik.
Produk-produk yang dihasilkan ini akan terakumulasi, kemudian dapat merusak pertahanan mukosa lambung sehingga dapat menyebabkan peradangan kronis pada lambung yang dapat berkembang menjadi tukak.
Untuk mempercepat kesembuhan selama serangan tukak lambung terjadi perlu melakukan hal sebagai berikut :
- Istirahat yang cukup sampai gejala mereda dan hindari stres
- Hindari makanan pedas, banyak rempah dan bumbu, makanan keras, gorengan, asam, minuman bersoda/beralkohol, teh atau kopi yang terlalu pekat.
- Makan makanan yang lunak sedikit demi sedikit dan sering, akan membantu kesembuhan.
Pengobatan 
Kombinasi beberapa antibiotic dan inhibitor pompa proton (terapi rangkap tiga) tampaknya paling berhasil, misalnya amoksilin, metronidazol, dan omeprazol. Variasi terapi lainnya juga dapat dilakukan, tetapi kombinasi yang ideal belum dapat dipastikan. Jarang terjadi reinfeksi  dengan H. pylori pada usia dewasa. 

Hepatitis
 berasal dari kata “hepato” yang berarti “hati” dan akhiran “itis” yang berarti radang. Jadi, “hepatitis” berarti peradangan hati.
Hepatitis merupakan suatu proses peradangan pada jaringan hati yang memberikan gejala lemah badan, mual, kencing seperti air teh disusul dengan mata dan badan menjadi kuning.
Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada jaringan hati
Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu paling sedikit 6 bulan
 Jenis-jenis hepatitis dan penyebabnya:
Virus hepatitis A (hepatitis infeksiosa) HAV
Virus hepatitis B (hepatitis serum) HBV
Virus hepatitis C (HCV)
Virus hepatitis D (HDV)
Virus hepatitis E (HEV)
Hepatitis A
                termasuk kategori ringan dan apabila ditangani sejak dini dengan baik tidak menyebabkan kematian. Hepatitis adalah jenis hepatitis yang paling ringan, namun sangat menular. Virusnya ditemukan dalam tinja penderita hepatitis A sekitar 2 minggu sebelum dan 7 hari setelah terinfeksi. Penularan jenis hepatitis A ini melalui: (1) Kontak langsung, contohnya setelah membersikan seorang anak penderita hepatitis yang baru saja BAB, Anda tidak mencuci tangan dengan sabun. Anda bisa tertular. (2) Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi dengan virus hepatitis A. karena itu, jangan minum sembarangan atau mengkonsumsi makanan mentah yang belum dicuci. sangat mudah dan cepat menyebar merupakan salah satu pengertian hepatitis A, terutama ditularkan oleh tukang masak yang tidak mencuci tangan dengan BAB. Waspada terhadap sanitasi yang buruk di suatu restoran.
Hepatitis B
dikategorikan sebagai penyakit menular dan termasuk penyakit menular berbahaya. jenis Hepatitis B ini masuk dalam kategori hepatitis akut atau menahun. Jenis hepatitis B dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan sel-sel hati, virus mampu bertahan dan menetap di dalam tubuh, sehingga bersifat kronis dan selanjutnya berpotensi merusak jaringan hati secara perlahan. Akhirnya organ hati rusak, mengecil, dan mengeras (sirosis) atau timbul kanker hati  Ditularkan melalui darah atau produk darah, saliva, semen, sekresi vagina. Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan.
Hepatitis C
hepatitis yang disebabkan oleh virus C (Hepatitis C Virus – HCV) dan ditularkan melalui jarum suntik, jarum tindik, dan tato yang terinfeksi dan transfuse darah atau produk darah yang terinfeksi, cuci darah, cangkok organ. Selain itu juga alat perawatan tubuh bersama seperti silet cukur, sikat gigi dan gunting kuku. Bedanya dengan jenis hepatitis B, penularan jenis hepatitis C tidak melalui kontak pribadi (misalnya hubungan seks atau kelahiran bayi dari ibu yang terinfeksi). Namun sumber penularan terbesar adalah jarum suntik yang digunakan bersama-sama di antara para pengguna narkoba. Jenis hepatitis C lebih ganas dibanding Jenis hepatitis B. berpeluang besar menjadi kronis yang bisa membawa kematian jika berkembang menjadi sirosis atau kanker hati. Sementara itu, belum ada vaksin untuk virus jenis hepatitis C ini, sehingga sulit dilakukan pencegahan. Jenis Hepatitis C ini seringkali tanpa gejala, sehingga penderita bisa bertahun-tahun terinfeksi tanpa menyadari bahwa dirinya mengidap VHC dan berpotensi menularkannya. Virus hepatitis C berada dalam darah dan cairan tubuh, dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah khusus, dimana di dalam darah ditemukan adanya HCV-RNA setelah 1-2 minggu terinfeksi virus jenis hepatitis C (VHC). Pengertian hepatitis C memang terkesan menyeramkan karena karakteristik virusnya yang “pandai” mengecoh, dan berkembang tanpa diketahui sudah mencapai tahap berbahaya.
Hepatitis D
                disebabkan oleh virus yang dikenal dengan sebutan Delta yaitu virus cacat yang perkembangannya dibantu oleh hepatitis B. Dan virus hepatitis D inilah yang paling berbahaya walaupun jarang memasuki jaringan tubuh manusia. Infeksi jenis hepatitis D ( VHD ) ditemukan di berbagai negara di seluruh dunia, namun prevalensinya bervariasi. Di Asia Tenggara dan China nyari tidak dikenal. Demikian juga di Amerika Serikat, kecuali di kalangan pengguna narkotika dan pengidap hemophilia. Sekitar 20-40% pengidap HVD berada di Afrika, Timur Tengah, dan Italia Selatan. Sisanya tersebar di berbagai negara. Namun diketahui bahwa pengidap hepatitis D di seluruh dunia diperkirakan berjumlah 10 juta orang. Pengertian Hepatitis D (VHD) yang lain adalah infeksi virus pada organ hati yang hanya bisa diperoleh atau hanya bisa terjadi pada mereka yang telah mengidap hepatitis B aktif. Kolaborasi jenis hepatitis B ( VHB ) dan jenis hepatitis D ( VHD ) tersebut bisa akut (sembuh sendiri) atau berkembang menjadi parah (kronis) sehingga timbul fulminant hepatitis. masa inkubasi jenis hepatitis D ini antara 3-7 minggu.
Hepatitis E
hepatitis E adalah penyakit hati yang disebabkan virus jenis hepatitis E ( VHE ). Jenis Hepatitis E ditemukan pada tahun 1980-an, Hepatitis E didiagnosis setelah ditemukan virus VHE dalam darah yang disertai dengan zat anti-IgM dan anti-VHE. Menurut para ahli, jenis hepatitis E tidak perlu ditakuti meski bisa menahun.
Tanda dan gejala pada berbagai fase
Fase ikterik / prodormal : 1-3 hari, terkadang 2-3 minggu. Tidak enak badan, mual, muntah, anoreksia, demam ringan
Fase ikterik :1-4 minggu : urine kuning tua, ikterik pada sclera dan mukosa, suhu turun, keluhan berkurang(napsu makan meningkat. Nyeri perut dan muntah berkurang), gatal, hati membesar, nyeri tekan.
Fase penyembuhan / konvalensi : 2-6 minggu
                keluhan dan gejala klinik mulai berkurang
Hati (Hepar)
Hepar (hati) merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh,dengan berat 1,5 kg atau lebih. Hati menampung semua bahan yang diserap dari usus, kecuali lemak, melalui vena porta
Selain bahan yang dicerna, darah portal juga membawa berbagai bahan toksik ke dalam hati untuk kemudian didetoksikasi atau diekskresikan oleh hati
Terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen sebelah kanan di bawah diafragma. Hati dilindungi oleh iga-iga, kedudukan hati setinggi iga kelima, dan melebar di sebelah bawah sampai pinggiran iga-iga di sebelah kanan.
Fungsi Hati
Hati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
·         Menetralisir racun sehingga tidak membahayakan  tubuh, kemudian racun ini dikeluarkan melalui urine.
·         Mengubah glukosa menjadi glikogen untuk mengatur kadar gula dalam darah.
·         Sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan warna empedu dan urine. Setiap hari, hati menghasilkan empedu mencapai ½ liter.
·         Tempat sintesis beberapa zat. Hati menghasilkan enzim arginase yang mengubah arginin menjadi ornifin dan urea. Ornifin yang terbentuk dapat meningkatkan NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
·         Hati menghasilkan empedu yang berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu disimpan di dalam kantung empedu dan merupakan cairan hijau serta berasa pahit. Empedu mengandung kolesterol, garam empedu, garam mineral, dan pigmen bilirubin dan biliverdin. Empedu ini berfungsi untuk mencerna lemak agar mudah diserap tubuh, membantu daya absorpsi lemak di usus, mengaktifkan enzim lipase, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
·         Hati merombak sel-sel darah merah yang sudah tua
Hemoglobin dalam darah tersebut dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin dipakai kembali untuk menghasilkan sel darah merah yang baru. Sedangkan, heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu ini mengalami oksidasi di dalam usus menjadi urobilin yang memberi warna kekuningan pada feses dan urine.
Billirubin, SGOT dan SGPT
Billirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua, billirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan empedu. Apabila hati semakin rusak, billirubin total akan meningkat. Sebagian dari billirubin total termetabolisme dan bagian ini disebut billirubin langsung. Bila billirubin langsung rendah sementara bilirubin total tinggi, hal ini menunjukkan kerusakan pada hati, billirubin punya zat pewarna yang memberi warna pada kotoran, bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat menjadi kuning
SGOT (Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase)
SGPT (Serum Glutamik Piruvik Transaminase)
SGPT (juga dikenal dengan ALT (Alanin amino transferase)) dan SGOT (AST(Aspartate amino transferase) adalah enzim yg dipakai hati dalam pekerjaannya. Biasanya enzim ini ditahan di dalam hati, tetapibila hati menjadi rusak karena hepatitis, maka semakin banyak enzim ini masuk ke dalam aliran darah. Tingkat enzim ini di dalam darah dapat diukur dan tingkatnya menunjukkan tingkat kerusakan pada hati.
Nilai normal (rujukan)
SGOT normalnya berkisar 0-40 u/l aspartat
SGPT normalnya berkisar 0-56 u/l alanin
Peningkatan dari angka-angka tersebut menunjukkan tingkat kerusakan pada hati (>20 kali)



appendisiTIS
(Ns. Ardian Adhiwijaya, S.Kep)
Pengertian
Appendicitis adalah : suatu peradangan pada appendiks yang berbentuk cacing, yang berlokasi dekat katup ileocecal
Anatomi Appendiks
       Letak di fossa iliaca kanan, basis atau pangkalnya sesuai dengan titik Mc Burney 1/3 lateral antara umbilicus dengan SIAS (spina iliaca anterior superior).
       Basis keluar dari puncak sekum bentuk tabung panjang 3 – 5 cm.
Pakal lumen sempit, distal lebar
Berisi massa sel yang berperan dalam imunitas
Anatomi Appendiks
Biasa disebut sebagai pipa tertutup yang sempit yang melekat pada sectum (bagian awal dari colon)
Biasa disebut sebagai appendiks vermiformis atau umbai cacing
Fungsi belum diketahui secara pasti tapi sering dikaitkan dengan sistem imunitas
Menghasilkan lendir
Anatomi Usus Besar (colon)
Panjang ± 1 meter
Secara Makroskopis dibagi menjadi 6 > Sekum, Kolon asenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid dan rektum
Fungsi colon > menyimpan dan eleminasi sisa makanan dan menjaga keseimbangan cairan dan elektorlit serta mendegradasi bakteri
Etiologi
Penyebab Tidak diketahui secara pasti
                Namun ada faktor-faktor predisposisi antara lain :
Obstruksi lapisan saluran lumen oleh fekalit
Hyperplasia jaringan limfoid
Cacing
Benda asing dalam tubuh (seperti biji-bijian)
Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus
Paling sering disebabkan oleh obstruksi fekalit dan hyperplasia jaringan limfoid, obstruksi atau hyperplasia inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak
Kemungkinan feces sudah tercemar oleh bakteri/kuman (E.Coli) sehingga menyebabkan infeksi dan radang pada usus buntu
Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap ke saluran appendiks sebagai benda asing
Manifestasi Klinik
Nyeri perut yang berlokasi pada titik Mc. Burney’s yaitu titik tengah antara Umbilikus dan spina iliaca dextra
Anoreksia
Malaise
Demam ringan
Mual dan muntah
Komplikasi
Komplikasi utama adalah perforasi appediks yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses appendiks
Terjadi pembendungan usus
Sepsis = infeksi bakteri ke dalam pembuluh darah > kematian
Cara mendiagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada lokasi nyeri
Pemeriksaan Lab dimana akan ditemukan peningkatan leukosit
USG
Laparoscopy
Penanganan Appendisitis
Sejak awal diagnosis ditegakkan pilihannya adalah operasi
Diberikan antibiotik selama persiapan operasi
Operasi dengan laparoscopy meminimalkan bekas luka operasi
Apabila terlambat ditangani operasi bisa menjadi operasi laparotomy untuk membersihkan nanah pada rongga perut
Efek pengangkatan appendiks
Belum pernah ada laporan bermasalahnya sistem imun tubuh (terutama di pencernaan) setelah pengangkatan appendiks
Tubuh punya mekanisme yang unik dalam membuat kondisi dalam tubuh seimbang
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas / istirahat
Gejala malaise
Sirkulasi
Gejala takikardi
Eliminasi
Gejala/tandaakonstipasi pada awitan awal, diare (kadang-kadang), distensi abdomen, nyeri tekan/ nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak ada bising usus
Makanan / cairan
Gejalaaanoreksia, mual/muntah
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nyeri / kenyamanan
Gejala/tanda anyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus, terlokalisasi pada titik Mc Burney, nyeri melingkar bila berjalan, batuk dan nafas dalam, perilaku berhati-hati bila berbaring ke samping atau telentang dengan lutut ditekuk, nyeri meningkat pada quadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan atau posisi duduk tegak
Pernafasan
Tandaatachipnea dan dangkal
Pemeriksaan diagnostik
Leukositosis diatas 12000/mm3
Neutrofil meningkat sampai 75%
Urinalisis ; normal tetapi eritrosit/leukosit mungkin ada
Foto abdomen ; dapat menyatakan adanya pengerasan material pada appendisitis (fekalit), ileus terlokalisir.
Nyeri (akut) b/d distensi jaringan usus, inflamasi, adanya luka operasi
Defisit (risiko) volume cairan elektrolit tubuh b/d mual dan muntah
Risiko infeksi b/d perforasi/ruptur appendiks, peritonitis, pembentukan abses
Deficit knowledge b/d kurang mengingat, interpretasi informasi
Terima Kasih


KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA GASTRITIS
(WINDHY AGNESIA GONDA,S.Kep, Ns)
DEFENISI
Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai.
Secara sederhana, gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.
ETIOLOGI
Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan kausa gastritis yang amat penting.
Di negara berkembang, prevalensi  infeksi Helicobacter pylori pada orang dewasa mendekati 90% sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi lagi.
Pada awal infeksi oleh kuman Helicobacteri pylori mukosa lambung akan menunjukkan respon inflamasi akut.
1. GASTRITIS AKUT
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono. Individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.
Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alkohol,aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang mengakibatkan obstruksi pilorus.
Gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.
Gastritis akut akibat Helicobacteri pylori sering diabaikan oleh pasien sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronis.
PATOFISIOLOGI DAN MANIFESTASI KLINIS
Membran mukosa lambung menjadi edema dan hiperemik dan mengalami erosi superfisial. Bagian ini mensekresi sejumlah getah lambung yang mengandung sangat sedikit asam tapi banyak mukus. Ulserasi superfisial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi.
Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, malas,mual dan anoreksia,sering disertai dengan muntah dan cegukan. Beberapa pasien asimtomatik.
Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami gastritis.
Bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus, dapat mengakibatkan kolik dan diare.
Biasanya, pasien sembuh kira-kira sehari, meskipun nafsu makan mungkin menurun selama 2 atau 3 hari kemudian.
2. GASTRITIS KRONIK
inflamasi lambung yang lama, dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacteri pylori (H.pylori).
PATOFISIOLOGI
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai Tipe A dan Tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H.pylori) mempengaruhi antrum dan pilorus.
Tipe ini dihubungkan dengan bakteri H.pylori ; faktor diet seperti minum panas atau makanan pedas ; penggunaan obat-obatan dan alkohol ; merokok ; atau refluks isi usus ke dalam lambung.
MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan gastritis tipe A secara khusus asimptomatik kecuali untuk gejala defisiensi Vit.B12.
Pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam dimulut, mual dan muntah.
EVALUASI DIAGNOSTIK
Diagnosis dapat ditentukan dengan endoskopi, serangkaian pemeriksaan sinar-X GI atas, dan pemeriksaan histologis.
Tindakan diagnostik untuk mendeteksi H.pylori, mencakup tes serologis untuk antibodi terhadap antigen H.pylori dan tes pernapasan.
PENATALAKSANAAN
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan dan bila gejala menetap,cairan perlu diberikan secara parenteral.
Bila gastritis disebabkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
Asam → digunakan antasida umum (mis.aluminium hidroksida)
Alkali → digunakan jus lemon encer atau cuka encer
Bila korosi luas atau berat, emetik dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif,antasida,serta cairan IV. Endoskopi fiber optik mungkin diperlukan.
Gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi stress, dan memulai farmakoterapi.
H.pylori dapat diatasi dengan antibiotik (seperti tetrasiklin atau amoksisilin ) dan garam bismut ( Pepto – Bismol ).
Riwayat → riwayat kesehatan dan lingkungan umum ; adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung ?
Tanda dan gejala pada pasien → apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan,mual atau muntah ? Apakah gejala terjadi sebelum atau sesudah makan, setelah mencerna obat tertentu atau alkohol ?
Tanda dan gejala pada pasien → apakah gejala berhub.dengan ansietas, alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat? Bagaimana gejala hilang?nyeri tekan abdomen,dehidrasi,lamanya waktu dimana gejala ini hilang dan metode yang digunakan oleh pasien untuk mengatasi gejala,serta efek-efeknya ?
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan utama mencakup :
  1. Ansietas b/d pengobatan
  2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d masukan nutrien yang tidak adekuat
  3. Resiko kekurangan volume cairan b/d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah
  4. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit
  5. Nyeri b/d mukosa lambung teriritasi.
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
Tujuan utama mencakup mengurangi ansietas, menghindari makanan pengiritasi dan menjamin masukan nutrien adekuat, mempertahankan keseimbangan cairan, meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan diet, dan menghilangkan nyeri.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Mengurangi Ansietas. Ansietas karena nyeri dan modalitas pengobatan biasanya timbul. Perawat menggunakan pendekatan untuk mengkaji pasien dan menjawab semua pertanyaan selengkap mungkin. Semua prosedur dan pengobatan dijelaskan sesuai minat dan tingkat pemahaman pasien.
Meningkatkan Nutrisi. Makanan dan cairan tidak diizinkan melalui mulut selama beberapa jam atau hari sampai gejala akut berkurang.
Meningkatkan Keseimbangan Cairan. Masukan dan haluaran cairan setiap hari dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi (haluaran urin min.30ml/jam, masukan min.1,5L/hari).
Menghilangkan Nyeri. Pasien diinstruksikan untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi mukosa lambung. Perawat mengkaji tingkat nyeri dan kenyamanan pasie setelah penggunaan obat-obatan dan menghindari zat pengiritasi.
Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah. Pengetahuan pasien tentang gastritis dievaluasi sehingga rencana penyuluhan dapat bersifat individual. Pasien diberi daftar zat-zat untuk dihindari (mis.kafein,nikotin,bumbu pedas,pengiritasi,atau makanan sangat merangsang,alkohol).
EVALUASI
Hasil yang diharapkan :
  1. Menunjukkan berkurangnya ansietas
  2. Menghindari makan makanan pengiritasi atau minuman yang mengandung kafein atau alkohol
  3. Mempertahankan keseimbangan cairan :
  1. Mentoleransi terapi IV sedikitnya 1,5L setiap hari
  2. Minum 6-8 gelas setiap hari
  3. Haluaran urin kira-kira 1L setiap hari
  4. Menunjukkan turgor kulit yang adekuat
4. Mematuhi program pengobatan :
    1. Memilih makanan dan minuman bukan pengiritasi
    2. Menggunakan obat-obatan sesuai resep
5. Melaporkan nyeri berkurang.



  SISTEM   PENCERNAAN
   Pengertian Diare
  Diare  adalah  buang  air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak  dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999).


 
   E T I O L O G I
1. Faktor Infeksi
  Infeksi bakteri : Vibrio coma, Ecserchia coli, Salmonella, Shigella, Compilobacter, Yersenia dan Acromonas.
  Infeksi virus : Entero virus (Virus echo, Coxechasi dan Poliomyelitis), Adeno virus, Rota virus dan Astrovirus.
  Infeksi parasit : Cacing, protozoa dan jamur.
  Infeksi parental, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alatpencernaan, seperti Otitis Media Akut, Tonsilopharingitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak dibawah 2 tahun.
2. Faktor  Non Infeksi
  Alergi makanan : susu dan protein.
  Gangguan metabolik atau malabsorbsi Karbihidrat, lemak, & protein..
  Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan.
  Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.
  Obat-obatan seperti antibiotik, atau alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
  Penyakit usus seperti Colitis ulserative, crohn disease dan enterocolitis.
  Faktor psikologis : rasa tahut dan cemas.
  Obstruksi usus.
  Manifestasi Klinik
  1. Sering buang air besar lebih dari 3 kali dan dengan jumlah 200 – 250 gr.
  2. Anoreksia
  3. Feces encer dan terjadi perubahan warna dalam
    beberapa hari.
  4. Terjadi  perubahan   
    tingkah  laku seperti  
    rewel, lemah, pucat,  dan  
    merasa  nyeri  pada  saat
    buang  air  besar.

5. Respirasi cepat dan dalam.
6. Kehilangan cairan/dehidrasi dimana jumlah urine    menurun, turgor kulit jelek, kulit kering, terdapat    fontanel dan mata yang cekung serta terjadi penurunan tekanan darah.
  PATOFISIOLOGI
*      VIRUS masuk® enterosit (sel epitel usus halus)® infeksi & kerusakan fili usus halus
*      Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru (kuboid/ sel epitel gepeng yg blm matang)® fungsi blm baik
*      Fili usus atropi® tdk dpt mengabsorbsi makanan & cairan dgn baik
Tek Koloid Osmotik ­® motilitas ­® DIARE
*      BAKTERI NON INFASIF (Vibrio cholerae, E. coli patogen) masuk® lambung® duodenum® berkembang biak ® mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lap lendir)® bakteri masuk ke membran® mengeluarkan subunit A & B® mengeluarkan (cAMP)® meransang sekresi cairan usus, menghambat absobsi tampa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut® volume usus ­®dinding usus teregang® DIARE
*      BAKTERI INFASIF (Salmonella spp, Shigella spp, E. coli infasif, Champylobacter) ® prinsip perjalanan hampir sama, tetapi bakteri ini dapat menginvasi sel mukosa usus halus ® reaksi sistemik (demam, kram perut) dan dapat sampai terdapat darah
*      Toksin Shigella masuk ke serabut saraf otak ®  kejang
  PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI
*      Berdasarkan BB
*       Ringan _pe↓ BB < 5 %
*       Sedang _pe↓ BB 5 – 10 %
*       Berat _pe↓ BB > 10 %
*      Menurut Haroen Noerasid (modifikasi)
*       Ringan _Rasa haus & Oliguria ringan
*       Sedang _Tanda diatas + turgor kulit↓,
*         ubun2 & mata cekung
*       Berat _Tanda diatas + somnolen,
*         sopor, koma, syok, nafas kussmaul
*      Berdasarkan ketonusan cairan
*      Dehidrasi Isotonis
*      Kehilangan air dan Na dalam proporsi yang sama
*      Merupakan dehidrasi yang terjadi karena diare
*      Tanda _sangat cepat haus, ekstremitas dingin dan berkeringat, kesadaran menurun dan muncul gejala syok hipovolemik
*      Dehidrasi Hipertonis
*      Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi kehilangan air lebih banyak (Na >150 mmol/L)
*      Tanda _anak sangat haus,iritabel
*      Dehidrasi Hipotonis
*      Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi kehilangan Na lebih banyak (Na >130 mmol/L)
*      Tanda _anak letargi, kejang
  PENGKAJIAN KEPERAWATAN
*      Riwayat
*      Jumlah dan konsistensi tinja
*      Muntah
*      Rasa haus
*      Episode diare
*      Pemeriksaan Fisik
*      Keadaan umum klien _gelisah, mudah marah, lemah, kesadaran
*      Tanda–tanda vital BB
*      Status hidrasi _ , kecekungan ubun-ubun, Urin Output, Mukosa membran,Turgor kulit, Kecekungan kelopak mata, Air mata
*      Tanda2 hipokalemi _Bising usus, distensi usus, Menurunnya kemampuan kontraksi otot
*      Pola pernafasan
*      PEMERIKSAAN PENUNJANG
*     Pemeriksaan tinja
*      Makroskopis dan mikroskopis
*      Ph dan kadar gula dalam tinja
*      Kultur dan uji resistensi
*     Pemeriksaan keseimbangan asam
    ® AGD
*     Urinalisis : Bj, endapan
*     Pemeriksaan kadar ureum
    kreatinin® faal ginjal
*     Pemeriksaan keseimbangan cairan &
    elektrolit ® Hb-Ht, Na, K, Ca dan F
*     Pemeriksaan intubasi duodenum
*     EKG ® menilai deplesi elektrolit
    (biasanya kalium)
  MASALAH KEPERAWATAN
*      Defisit volume cairan
*      Resiko tinggi gangguan keseimbangan asam basa
*      Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
*      Resiko tinggi gangguan integritas kulit
*      Resiko tinggi injuri : kejang
*      Kurang pengetahuan orang tua
_SESUAIKAN DENGAN KONDISI KLIEN
  INTERVENSI KEPERAWATAN
*      Berikan cairan sesuai indikasi
*      Jumlah
*      Syok
*      20-30 cc/kgBB (guyur dan boleh diulang s.d 3X sampai teratasi), jika teratasi
*      Untuk 1st 24 jam hitung cairan sesuai kebutuhan, 50% diberikan 8 jam dikurangi waktu pemberian inisial, 50% diberikan pada waktu sisa
*      Dehidrasi Berat
*      20-30 cc/kgBB (2-4 jam)
   70-80 cc/kgBB (20-22 jam)
*      Dehidrasi Sedang
*      50 -100 cc/kgBB (2-4 jam)
*      Setiap BAB 50-100 cc (< 24 bulan), 100-200 cc (> 24 bulan)
*      Dehidrasi Ringan
*      25-50 cc/kgBB (2-4 jam)
*      Setiap BAB 50-100 cc (< 24 bulan), 100-200 cc (> 24 bulan)
               
*      Pilihan Cairan
*      Beri Rl (utama) atau NaCl
*      Jika pasiennya tidak dapat makan diberi Dekstros dan RL
*      Jika muntah2 maka berikan Dekstros dan NaCl, tetapi jika pasien muntah + diare utamakan RL
*      Oralit
*      Cara Pemberian
*      IV _ Untuk dehidrasi berat
*      Enteral _Untuk dehidrasi ringan, sedang tetapi anak tidak mau/ tidak dapat minum atau jika kesadaran menurun
*      Oral _Bila kesadaran anak baik, anak mau minum, biasanya diberikan untuk dehidrasi ringan dan sedang
*      Observasi kondisi fisik klien terutama status hidrasi
*      Kolaborasi
*      Pemeriksaan labolaturium
*      Medikasi : antibiotik, antiparasitik
*      Penkes
*      Pemberian Cairan
*      Terus menyusui bayi ketika sedang sakit maupun ketika sehat
*      Cara menjaga ASI supaya tetap baik dikonsumsi bayi jika Ibu bekerja
*      Jenis dan jumlah cairan yang dapat diberikan kepada anak jika anak diare, DLL
*      Diet
*      Berikan makanan tambahan sesuai dengan usia anak
*      Berikan diet secara bervariasi
*      Cara memasak dan menyajian makanan yang sehat (misal: menggunakan cangkir daripada botol, wadah harus bersih, makanan hangat, DLL)
*      Penggunaan air
*      Air yang digunakan untuk makan/ minum harus direbus matang
*      Sumber air dan jamban yang layak
*      Perilaku sehat
*      Cuci tangan




  1. Batu Empedu:
    Batu empedu merupakan bahan kristalin yang dibentuk oleh tubuh yang mengalami penimbunan.

    Batu empedu dapat terjadi disepanjang sistem empedu, meliputi kantung empedu dan juga saluran empedu.

  2. Karakteristik
    Batu empedu dapat bervariasi ukurannya, dari sebesar pasir hingga sebesar bola golf. Jumlah yang
    terbentuk juga bisa mencapai beberapa ribu. Bentuknya juga berbeda-beda tergantung dari jenis
    kandungannya.
ETIOLOGI
  1. Penyebab belum diketahuai secara pasti yg jelas adanya gg metabolisme, kebanyakan batu empedu terbentuk dari
  2. kolesterol. Kolesterol cair biasa hadir di kandung empedu dan saluran empedu dalam kondisi
  3. normal. Namun, kolesterol cair tersebut dapat menjadi jenuh bila terlalu banyak kolesterol atau
  4. terlalu sendikit asam empedu. Hal itu memungkinkan kolesterol mengkristal dan menggumpal
  5. menjadi batu empedu.
  6. Gejala klinis:
  Nyeri Kolik atau nyeri yg sangat hebat diperut kanan atas
  Mual
  Muntah               
  Deman
  Icterus  dan paling terjadi sepsis
Diagnosis
  1. Kebanyakan batu empedu ditemukan secara kebetulan dengan USG perut atau pemeriksaan
  2. sinar-X. Mereka disebut “batu diam” (silent stones) yang tidak menunjukkan gejala
Penatalaksanaan
  Diobati sesuai dengan gejala
  endoscopy
  operasi
  ASKEP EMPEDU
  PENGKAJIAN
  MASALAH KEPERAWATAN
  DIAGNOSA KEPERAWATAN
  INTERVENSI
  IMPLEMNTASI
  EVALUASI
  RESUME KEP u…persiapan plg klien.
Masalah Keperawatan
  Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis: obstruksi/spasme duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan/nekrosis.
   Kekurangan volume cairan,  terhadap berhubungan dengan muntah, distensi, dan  hipermortilitas gaster.
   Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan mual/muntah,
  TERIMA KASIH
  MOGAH CEPAT SEMBUH BAGI YG SAKIT…..
  MOGAH CEPAT2x jadi SARJANA…..BAGI YG MAU JADI SARJANA
  MOGA TETAP ENJOY YG SEPAHAM DNG SAYA…….



KANKER LAMBUNG
PENGERTIAN
Ca lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung. Kanker lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan lambung meradang. Tetapi banyak ahli yakin bahwa peradangan adalah akibat dari kanker lambung, bukan sebagai penyebab kanker. ( Khaidir Muhaj,2009 ).
GEJALA AWAL
Sakit perut: merupakan gejala kanker lambung yang paling umum. Diawali dengan sakit yang berselang, biasanya terdiagnosis sakit maag. bagian atas perut terasa tidak nyaman: terasa penuh atau terasa terbakar. Untuk sementara waktu bisa hilang, lalu berulang lagi.
nafsu makan menurun, bersendawa dan gangguan pencernaan: merasa kenyang dan menurunkan asupan makanan, biasanya disertai dengan sendawa berulang-ulang.
Lanjutan...
kotoran berwarna hitam atau positif okultisme kotoran yang berdarah: jika tidak mengkonsumsi darah babi yang dibentuk seperti tahu, makanan yang mengandung bismuth, tapi mengeluarkan kotoran yang berwarna hitam, segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit.
kelelahan, penurunan berat badan dan anemia: ini adalah gejala umum kanker lambung.
Pasien sering mengalami anoreksia, kehilangan darah di saluran pencernaan, mudah lelah dan lemas.
ETIOLOGI
Suka mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar garam tinggi, makanan yang mengandung pengawet nitrat, serta mengkonsumsi kopi dalam jumlah yang berlebihan pada saat perut dalam keadaan kosong.
Merokok dan minum minuman beralkohol juga dapat menjadi faktor penyebab kanker lambung.
Makanan yang diolah atau dimasak setengah matang sehingga bakteri yang bersarang di dalam bahan masakan tersebut masih belum mati.
Lanjutan...
Faktor keturunan atau riwayat keluarga.
Kuman Helicobecter pylori yang berada pada dinding lambung diduga berperan menjadi penyebab kanker lambung. Kuman ini menghasilkan racun yang dapat merusak kesatuan sel pada dinding lambung.
Terdapat polip pada lambung. Polip berbentuk bundar dan biasanya bersifat jinak. Walaupun polip ini jinak, namun akan terus tumbuh ke dalam rongga lambung.
PENGOBATAN
Kemoterapi dan terapi radiasi
Reseksi bedah
Obat multiple (fluorosil, mitomisin C dan doksorubisin)
Hiperalimentasi (nutrisi intravena).
SILAHKAN BUAT LAPORAN PENDAHULUAN UNTUK ASKEP KANKER LAMBUNG



WINDHY AGNESIA GONDA
       DEFENISI
       Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis.
       Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.
       Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an,50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid.
       PATOGENESIS
       Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor-faktor resiko/pencetus.
       Faktor resiko hemoroid antara lain : faktor mengedan pada buang air besar yang sulit, pada buang air besar yang salah, peningkatan tek.intra abdomen karena tumor,kehamilan,usia tua,konstipasi kronik,diare kronik atau akut yang berlebihan,hub.seks per anal,kurang minum air,kurang  makan makanan yang beserat.
       KLASIFIKASI DAN DERAJAT
       Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna.
       Hemoroid interna yaitu hemoroid yang terjadi diatas sfingter anal, sedangkan hemoroid eksterna yaitu yang muncul diluar sfingter anal.
       Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis atas :
  1. Derajat 1 : pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus;hanya dilihat dengan anorektoskop
  2. Derajat 2 : pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus secara spontan
3. Derajat 3 : pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari
4. Derajat 4 : prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk mengalami trombosis dan infark.
       Untuk melihat resiko perdarahan hemoroid dapat dideteksi oleh adanya stigmata perdarahan berupa bekuan darah yang masih menempel, erosi,kemerahan diatas hemoroid.
       MANIFESTASI KLINIS
       Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, buang air besr sakit dan sulit, dubur terasa panas,serta adanya benjolan di dubur,dan sering menyebabkan perdarahan melalui dubur yang berwarna merah terang pada saat defekasi,dll.
       Hemoroid eksterna → nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis
       Hemoroid interna→ tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid membesar→perdarahan atau prolaps.
       DIAGNOSIS
       Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis keluhan klinis dan pemeriksaan anoskopi/kolonoskopi.
       Karena hemoroid dapat disebabkan adanya tumor dalam abdomen atau usus proksimal, agar lebih teliti sebaiknya selain memastikan diagnosis hemoroid, dipastikan juga apakah diusus halus, atau dikolon ada kelainan mis.tumor atau kolitis.
       PENATALAKSANAAN
  1. Non farmakologi : bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara perbaikan pola hidup,pola makan dan minum,pola/cara defekasi (BMP).
  2. Farmakologi : bertujuan untuk memperbaiki defekasi dan meredakan atau menhilangkan keluhan dan gejala. Obat-obat hemoroid dapat dibagi atas 4,yaitu :
1). Obat memperbaiki defekasi : suplemen serat/fiber supplement (mis.vegeta,Mulax,Metamucil,Mucofalk) dan obat laksan atau pencahar (laxadine,dulcolax,microlax,dll).
2). Obat simtomatik : bertujuan menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal,nyeri atau karena kerusakan kulit di daerah anus.
3). Obat menghentikan perdarahan
4). Obat penyembuh (menekan) dan pencegah serangan hemoroid.
3. Minimal Invasive : tindakan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dengan tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif antara lain skleroterapi hemoroid atau ligasi hemoroid atau terapi laser
4. Tindakan bedah: terdiri dari dua tahap yaitu untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dan untuk mengangkat jaringan yang sudah lanjut (ligasi pita karet, hemoroidektomi kriosirurgi,laser Nd   ,hemoroidektomi).
       PENCEGAHAN
       Mempertahankan tinja tetap lunak sehingga mudah keluar,dimana hal ini menurunkan tek.dan pengedanan dan mengosongkan usus sesegera mungkin setelah perasaan mau kebelakang timbul. Latihan olahraga seperti berjalan dan peningkatan konsumsi serat diet juga membantu mengurangi konstipasi dan mengedan.
       ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1.Aktivitas/ Istirahat
       Gejala  : kelemahan, kelelahan, malaise,merasa gelisah dan ansietas.
2. Sirkulasi
       Tanda  : Takikardia, ekimosis, hipotensi.
3. Integritas Ego
       Gejala  : Ansietas, ketakutan, emosi,kesal.
       Tanda  : Menolak, perhatian menyempit, depresi.
4. Eliminasi
       Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair.
       Tanda : Menurunnya bising usus, tak ada peristaltik yang dapat dilihat.
5. Makanan/ Cairan
       Gejala : Anoreksia, mual/ muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap diet/ sensitif.
       Tanda  : Penurunan lemak subkutan/ massa otot. Kelemahan tonus otot dan turgor kulit buruk, membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut.
6.Hygiene
       Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin, bau badan.
7. Nyeri/ Kenyamanan
       Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah. Titik nyeri berpindah,
       Tanda : Nyeri tekan abdomen/ distensi.
8.   Seksualitas
       Gejala : Frekuensi menurun/ menghindari aktivitas sosial.
9. Interaksi Sosial
       Gejala  : Masalah peran sehubungan dengan kondisi. Ketidakmampuan aktivitas dalam sosial.
10. Penyuluhan/ Pembelajaran
       Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit
       DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Pre Operatif
1. Ansietas b/d faktor psikologi dan dilakukan tindakan pembedahan.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan utama perforasi.
3. Nyeri akut b/d iritasi kulit/ jaringan, eksoriasi fisura perirektal, pelebaran vena hemoroidalis.
Diagnosa Post Operatif
1. Nyeri b/d intervensi pembedahan.
2. Resiko infeksi b/d ketidak adekuatan pertahanan primer.
3. Resiko konstipasi b/d status puasa dan defekasi yang sangat nyeri.
4. Gangguan eliminasi urine b/d dekatnya lokasi pembedahan dengan lokasi kandung kemih serta efek dari anestesi.
5. Intoleran aktifitas b/d kelemahan umum, penurunan kekuatan/ ketahanan nyeri, mengalami keterbatasan aktivitas, depresi.
       INTERVENSI
PRE OPERATIF
1.  Ansietas b/d faktor psikologi dan dilakukan tindakan pembedahan.
Tujuan             : Ansietas dapat berkurang
Kriteria Hasil : Menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas
                     Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya.
Mandiri 
a. Catat  perilaku mis., gelisah, peka rangsang, menolak, kurang kontak mata, perilaku menarik diri.
b.Dorong menyatakan perasaan dan beri perhatian
c. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan mis., tirah baring, pembatasan masukan peroral dan prosedur.
d. Berikan lingkungan tenang dan istirahat.
e. Dorong pasien/ orang terdekat untuk menyatakan perhatian, perilaku perhatian.
Kolaborasi
a. Berikan obat sesuai indikasi.
b. Rujuk pada spesialis psikiatrik perawat, pelayanan sosial, penasehat agama.
2.  Resiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi.
Tujuan            : Pertahanan primer yang adekuat
Kriteria hasil : Pencapaian pemulihan luka tepat waktu
Mandiri
a. Pantau tanda-tanda vital.
b. Observasi  luka, karakter drainase, adanya inflamasi.
c. Observasi terhadap tanda dan gejala peningkatan nyeri.
d. Pertahankan perawatan luka aseptik.
e.  Berikan obat sesuai indikasi.
3.    Nyeri akut b/d iritasi kulit/ jaringan, eksoriasi fisura perirektal, pelebaran vena hemoroidalis.
Tujuan             : Nyeri berkurang atau tidak ada
Kriteria hasil   : Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol. Tampak rileks dan mampu tidur/ istirahat dengan tepat.
Mandiri
a.  Dorong pasien untuk melaporkan nyeri.
b.  Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lama, intersitas (skala 0-10).
c.  Catat petunjuk non-verbal.
d.  Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri.
e.  Izinkan pasien untuk memuali posisi yang nyaman.
f.   Berikan tindakan nyaman dan aktivitas senggang
g.  Bersihkan area rektal dengan sabun ringan dan air/ lap setelah defekasi dan berikan perawatan luka.
h. Berikan rendam duduk dengan tepat.
i.  Observasi adanya isiorektal dan fistula perianal.
j.  Observasi/ catat adanya distensi abdomen, peningkatan suhu, penurunan TD.
Kolaborasi
a. Lakukan modifikasi diet sesuai resep.
b. Berikan obat sesuai indikasi.
c. Bantu dengan mandi duduk (rendam) sesuai indikasi.
       POST OPERATIF
1. Nyeri berhubungan dengan intevensi pembedahan
Tujuan             : Nyeri dapat ditekan dan berkurang
Kriteria hasil   : Mengungkapkan peningkatan tingkat kenyamanan. Memperlihatkan afek yang lebih rileks.
a. Ketika tirah baring, miringkan tubuh pasien setiap 2 jam.
b. Berikan anelgesik sesuai kebutuhan, jika penggunaan salep diprogramkan, pertama lakukan test alergi. Kaji keefektifan pereda nyeri.
c. Minta pasien menghindari posisi terlentangjika mungkin : tempatkan bantal diantara kedua lutut sementara tubuh dalam posisi miring.
d.Pantau keefektifan kompres basah dan hangat atau kompres dengan kantong es.
e. Ambulasi pasien dengan bantuan : berikan gelfoam atau flatation flad untuk duduk : hindari ban karet yang cenderung meregangkan bokong dan menimbulkan ketidak nyamanan lanjut.
f. Berikan periode istirahat berencana : minta pasien untuk tidak duduk dikursi dalam waktu lama.
g.Berikan analgesik sebelum melepaskan tampon.
h.Pantau rendam duduk untuk mengkaji keefektifan.
2. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer.
Tujuan             : Pertahanan primer yang adekuat
Kriteria hasil   : Luka sembuh secara adeuat. Jaringan diskitar luka bersih, kering dan utuh
a. Pantau TTV setiap 4 jam, laporkan peningkatan suhu tubuh.
b. Observasi balutan setiap 2-4 jam, periksa perdarahan, drainase, bau, dan keadaan tampon.
c. Ganti balutan bila perlu : pasang kassa petrolium (petrolium gauze)
d. Bersihkan daerah perianal setiap kali selesai defekasi dan jaga agar daerah tersebut selalu bersih serta kering.
e. Kaji tanda-tanda penyembuhan.
f. Cukur daerah perianal untuk mencegah iritasi dan infeksi.
g .Instruksikan pasien melaksanakan irigasi luka jika sesuai.
3. Resiko konstipasi b/d status puasa dan defekasi yang sangat nyeri.
Tujuan             : Konstipasi tidak terjadi
Kriteria hasil   : Bising usus normal. Feses yang dikeluarkan sudah berbentuk dan lunak
a. Pertahankan puasa sampai mual berkurang
b. Berikan diet lunak rendah serat sesuai toleransi
c. Tingkatkan asupan cairan sampai 2000-2500 ml/hari, kecuali terdapat kontra indikasi
d. Pantau bising usus tiap 4 jam
e. Berikan pelunak feses, dorong defekasi segera ketika ada dorongan, berikan privasi.
f. Pantau keefektifan pelunak feses.
g. Dorong aktifitas dan ambulasi segera mungkin.
4. Gangguan eliminasi urine b/d dekatnya lokasi pembedahan dengan lokasi kandung kemih serta efek dari anestesi.
Tujuan             : Tidak terjadi gangguan eliminasi urine
Kriteria hasil   : Melaporkan bahwa urine berwarna kuning muda serta jernih dan jumlah yang adekuat. Mengekspresikan kemampuan berkemih tanpa gangguan rasa nyaman.
a. Ukur asupan dan haluaran selama 24 jam, observasi tanda retensi urine
b. Jika perlu, lakukan tindakan yang menstimulasi pasien untuk berkemih, buka keran air didekat pasien, tuangkan air hangat pada abdomen bawah pasien, dan masukkan tangan pasien kedalam air.
c. Bantu pasien berkemih.
d. Dorong dan bantu ambulasi untuk meningkatkan perasaan ingin berkemih.
5.  Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum, penurunan kekuatan/ ketahanan nyeri, mengalami keterbatasan aktivitas, depresi.
Tujuan             : Tidak terjadi kelemahan umum dan tidak terjadi keterbatasan aktivitas.
Kriteria Hasil  : menyatakan pemahaman situasi/ faktor resiko dan program pengobatan individu. Menunjukkan teknik/ perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas. Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
a.  Tingkatkan tirah baring serta berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung sesuai keperluan.
b.  Ubah posisi sesering mungkin.
c.  Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
d. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu latihan rentang gerak sendi pasif.
e.  Dorong penggunaan teknik manajemen stress. Mis., relaksasi progresif,, visualisasi, bimbingan imajinasi.
f.  Berikan obat sesuai indikasi mis., sedatif dan antiansietas.
       IMPLEMENTASI
       Implementasi disesuaikan dengan intervensi.
       EVALUASI
       Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan klien dalam mencapai tujuan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar